Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia butuh investasi Rp 7.450 triliun demi mencapai pertumbuhan ekonomi 5,4% di 2026.
Merespons hal ini, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies, Nailul Huda menilai akan sulit pemerintah mencapai target investasi tinggi sebesar Rp 7.450 triliun.
Apalagi, total Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMBT) pada tahun 2024 hanya mencapai 4.000 - an triliun.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi 5,12% Dinilai Masuk Akal, Ekonom Bank Permata Ungkap Datanya
"Artinya, butuh tambahan sekitar Rp 3.250 triliun lagi," kata Nailul pada Kontan.co.id, Senin (18/8/2025).
Lebih lanjut, Nailul menilai pemerintah akan sulit mencapai target investasi itu apalagi jika membebankan 80% dari total investasi yang dicapai harus bersumber dari swasta. Hal itu, lantaran pengusaha akan lebih hati-hati karena ada isu perlambatan ekonomi.
Nailul mengingatkan bahwa ada kecenderungan the Fed yang masih menahan suku bunga. Kemudian, Bank Indonesia juga tidak bisa menurunkan kembali suku bunga acuan hingga di bawah the Fed Rate.
"Bahkan cenderung mendekati pun tidak," ujarnya.
Sebelumnya, Sri Mulyani menyebut total investasi Rp 7.450 triliun nanti sebagian akan berasal dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (PBI Danantara). Ia mengatakan Danantara akan berinvestasi Rp 720 triliun.
Baca Juga: Bank Indonesia Diproyeksi Tahan Suku Bunga Acuan 5,25% pada Agustus 2025
Selanjutnya Rp 6.200 triliun lainnya berasal dari investasi swasta. Adapun Rp 530 triliun berupa investasi dari APBN.
"Untuk mencapai 5,4% pertumbuhan kita 2026, dibutuhkan Rp 7.450 triliun dari total investment di dalam GDP (gross domestic product) kita," ungkap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers RAPBN 2026 dan Nota Keuangan di Kantor DJP, Jakarta Selatan, Jumat (15/8).
Selanjutnya: Ada Jaminan Dana Desa, Perbankan Lebih Tenang Salurkan Kredit ke Kopdes Merah Putih
Menarik Dibaca: Simak Manfaat Spirulina untuk Tumbuh Kembang Anak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News