kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

BI super optimistis menatap prospek ekonomi 2021, pertumbuhan 7%, rupiah 14.900/US$


Jumat, 01 Mei 2020 / 08:00 WIB
BI super optimistis menatap prospek ekonomi 2021, pertumbuhan 7%, rupiah 14.900/US$
ILUSTRASI.


Reporter: Rahma Anjaeni, Venny Suryanto | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - Bank Indonesia (BI) sangat optimistis menatap perekonomian Indonesia tahun 2021 mendatang.

BI sangat yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melejit lagi, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat akan kembali menguat seperti tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: Sri Mulyani: Dampak corona, rupiah bisa tembus Rp 17.500-Rp 20.000

Memang BI menyadari pandemi virus corona Covid-19 sangat memukul perekonomian Indonesia tahun ini. Namun BI memperkirakan ekonomi Indonesia mampu pulih secara ceepat tahun depan. 

Perkiraan BI, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini di angka 2,3%. Proyeksi pada kuartal pertama lalu, ekonomi masih bisa tumbuh 4,3%. Tapi terjadi tekanan berat pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini, dengan perkiraan masing-masing ke level 0,4% dan 1,2%.

Baca Juga: Batal 0%, PPh UMKM ditanggung pemerintah selama 6 bulan

"Baru kemudian membaik pada triwulan IV-2020 dengan pertumbuhan 3,1%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Kamis (30/4). 

BI melihat dampak pandemi Covid-19 sangat besar terhadap  pertumbuhan konsumsi swasta, realisasi investasi, serta menyebabkan kontraksi pada ekspor dan impor. 

SELANJUTNYA>>>

Meski demikian, BI sangat optimistis, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan bisa pulih dan mencapai angka 6,6%-7,1%. Angka ini jauh lebih tinggi dari perkiraan awal BI yang bisa tumbuh 5,2% pada tahun depan.

Menurut proyeksi BI, tingginya pertumbuhan ekonomi tahun 2021 akan dipengaruhi oleh besarnya stimulus fiskal pemerintah sekitar 3,1% sampai 4% dari PDB.

Baca Juga: Siapa saja UMKM yang bisa menerima bantuan subsidi bunga, ini penjelasan Sri Mulyani

Selain itu ada kemajuan dari program restrukturisasi kredit. Hasilnya dunia usaha akan cepat pulih. Selain itu BI melanjutkan kebijakan ekspansi BI pada tahun 2020 untuk mendorong pemulihan ekonomi.

"Dorongan investasi juga berasal dari implementasi reformasi struktural pemerintah, termasuk omnibus law yang diharapkan mendorong penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri," katanya. 

Baca Juga: Grab mulai tawarkan cuti tanpa gaji hingga pengurangan jam kerja ke karyawan

BI juga optimistis kondisi nilai tukar rupiah terus menguat. BI memastikan, nilai tukar rupiah akan terus terjaga dan diprediksi berada di angka Rp 15.000 tahun ini.

SELANJUTNYA>>>

Menurut perkiraan BI, nilai tukar terus melemah pada kuartal kedua tahun ini karena capital outflows yang besar akibat kepanikan pasar keuangan global sebagai reaksi terhadap merebaknya pandemi virus corona Covid-19 di seluruh dunia. 

Namun, Perry optimistis, nilai tukar rupiah akan cenderung menguat ke rerata sekitar Rp 14.900 sampai  Rp 15.300 per dollar Amerika Serikat (AS) tahun depan. 

Baca Juga: Sah, 28,3 juta debitur kredit mikro dapat subsidi bunga dan angsuran ditunda 6 bulan

"Ini seiring dengan membaiknya perekonomian global, menurunnya ketidakpastian pasar keuangan global, kepercayaan investor tetap tingginya terhadap prospek ekonomi Indonesia pada 2021 dan tingkat imbal hasil investasi (surat utang) di Indonesia yang menarik," tandasnya.

Baca Juga: Satu lagi bantuan pemerintah ke pengusaha, kali ini buat menyelamatkan buruh dari PHK

Adapun proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan oleh BI jauh lebih tinggi dari angka yang ditetapkan pemerintah dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2021 yang hanya 4,5%-5,5%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyebut penetapan angka itu sejalan dengan optimisme pemulihan ekonomi nasional yang akan mulai terjadi pada pengujung tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×