kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI perkirakan neraca dagang Agustus surplus


Kamis, 14 September 2017 / 10:32 WIB
BI perkirakan neraca dagang Agustus surplus


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Defisit neraca perdagangan Indonesia di bulan Juli yang menjadi defisit pertama kali sepanjang 2017, diperkirakan tidak berlanjut. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, di Agustus neraca perdagangan akan kembali mencatat suplus. Bahkan surplus besar. Neraca perdagangan sekaligus kinerja ekspor dan impor bulan Agustus akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), Jumat (15/9) besok.

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, surplus neraca perdagangan di Agustus, disumbang oleh naiknya kinerja ekspor. Namun, "Impor melambat dibanding bulan lalu," kata Dody kepada KONTAN, Rabu (13/9) kemarin.

Sekadar catatan, kinerja ekspor Juli lebih rendah dibanding nilai impornya sehingga neraca dagang di bulan ketujuh defisit US$ 271,2 juta. Nilai ekspor tercatat sebesar US$ 13,62 miliar, naik 16,83% dibanding Juni dan naik 41,12% year on year (yoy). Sementara nilai impor tercatat sebesar US$ 13,89 miliar, naik 39% dibanding bulan sebelumnya dan naik 54,02% yoy.

Tingginya impor tersebut disebabkan oleh kenaikan impor bahan baku atau penolong dan barang modal yang signifikan. Impor bahan baku atau penolong naik 40,79% dibanding Juni dan naik 52,94% yoy. Sedangkan impor barang modal naik 62,57% dibanding bulan sebelumnya dan naik 62,02% yoy.

Dody bilang, melambatnya impor di Agustus lantaran tingginya impor di Juli karena ada unsur musiman terkait konsumsi lebaran. Meski demikian, Dody menampik jika melambatnya impor mengindikasikan perlambatan ekonomi ke depan. Mengingat kegiatan impor yang dilakukan biasanya untuk persiapan kebutuhan dua atau tiga bulan ke depan.

"Dibanding Juni, impor Agustus masi lebih tinggi. Cerita impor masih inline dengan kegiatan investasi dan konsumsi yang berlangsung," tambah dia. Sayangnya Dody enggan menyebutkan proyeksi ekspor impor dan angka suprlus neraca dagang yang dimaksud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×