kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.776.000   7.000   0,40%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

BI Diprediksi akan Pertahankan Suku Bunga Acuannya 5,75%, Ini Alasannya


Rabu, 19 Februari 2025 / 09:58 WIB
BI Diprediksi akan Pertahankan Suku Bunga Acuannya 5,75%, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti bersiap mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Februari 2024 di Gedung BI, Jakarta, Rabu (21/2). RDG BI pada 20-21 Februari 2024 menetapkan untuk menahan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap sebesar 6%. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Siti Masitoh, Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memproyeksikan bahwa Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuannya (BI-Rate) pada level 5,75% dalam Rapat Dewan Gubernur, Rabu (19/2).

Dalam laporan Seri Analisis Makroekonomi yang dirilis LPEM FEB UI, berbagai faktor eksternal dan domestik menjadi pertimbangan utama dalam keputusan ini.

Baca Juga: LPEM UI Ramal BI-Rate akan Dipertahankan pada Level 5,75%

Faktor Eksternal: Kebijakan Trump dan Ketidakpastian Global

Pasca pelantikan Presiden AS Donald Trump pada 20 Januari 2025, kebijakan ekonomi AS mengalami perubahan signifikan, termasuk:

  • Pengetatan arus migrasi, yang berpotensi memperketat pasar tenaga kerja AS.
  • Pemotongan pajak korporasi, yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
  • Kenaikan tarif impor, yang menambah ketidakpastian ekonomi global.

Kombinasi kebijakan ini memengaruhi arus modal asing di Indonesia dan nilai tukar rupiah, yang dalam beberapa minggu terakhir menunjukkan volatilitas tinggi.

Selain itu, kebijakan moneter The Fed yang lebih moderat dalam pemangkasan suku bunga turut menjadi perhatian investor.

Baca Juga: IHSG Turun 0,52% Mengawali Perdagangan Rabu (19/2) Pagi, Mengekor Bursa Regional

Faktor Domestik: Inflasi dan Momentum Ramadan

Dari sisi domestik, inflasi umum Januari 2025 tercatat 0,76% (YoY)—terendah sejak tahun 2000 dan berada di bawah target BI.

Salah satu faktor utama adalah diskon tarif listrik hingga 50% bagi rumah tangga tertentu.

Namun, tekanan inflasi diperkirakan meningkat dalam beberapa bulan ke depan karena:

  1. Momentum Ramadan dan Idul Fitri – permintaan yang meningkat biasanya akan mendorong harga lebih tinggi.
  2. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) untuk Maret 2025 tercatat 179,0, naik dari 160,2 di bulan sebelumnya, menunjukkan ekspektasi kenaikan harga.

Baca Juga: Pasar Asia Bersiap Sambut Keputusan Suku Bunga dan Harga Rumah China Hari Ini (19/2)

"Mempertimbangkan berbagai aspek dan kondisi rupiah yang masih fluktuatif, kami berpandangan bahwa Bank Indonesia perlu menahan suku bunga acuannya di 5,75% pada Rapat Dewan Gubernur Februari ini," tulis LPEM FEB UI dalam laporannya.

Senada, menurut jajak pendapat Reuters, BI juga diperkirakan akan mempertahankan suku bunga guna mendukung nilai tukar rupiah yang masih lemah.

Dengan inflasi yang masih terkendali namun potensi volatilitas di pasar global yang meningkat, BI diperkirakan akan tetap berhati-hati dalam menentukan kebijakan moneter ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×