kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   16.000   0,82%
  • USD/IDR 16.301   4,00   0,02%
  • IDX 7.552   62,01   0,83%
  • KOMPAS100 1.074   11,48   1,08%
  • LQ45 796   0,57   0,07%
  • ISSI 255   1,59   0,63%
  • IDX30 411   0,94   0,23%
  • IDXHIDIV20 469   -0,73   -0,16%
  • IDX80 120   0,06   0,05%
  • IDXV30 124   0,10   0,08%
  • IDXQ30 131   -0,15   -0,11%

Agar Pertumbuhan Ekonomi RI Ngebut Perlu Modal Jumbo dari Korporasi


Jumat, 08 Agustus 2025 / 12:16 WIB
Agar Pertumbuhan Ekonomi RI Ngebut Perlu Modal Jumbo dari Korporasi
ILUSTRASI. Kawasan bisnis dan perkantoran di Jakarta, Jumat (20/120/2023). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/21/10/2023. Ekonom HSBC menilai, untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dibutuhkan dorongan besar dari kantong investasi korporasi.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. HSBC Global Research menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di jalur positif.

Namun, Chief Indonesia and India Economist, HSBC Global Research, Pranjul Bhandari menilai, untuk mendorong laju pertumbuhan ke level yang lebih tinggi, maka dibutuhkan dorongan besar dari kantong investasi korporasi.

"Yang benar-benar kita butuhkan adalah peningkatan investasi korporasi," ujar Pranjul dalam Media Briefing yang digelar virtual, Jumat (8/8).

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 sebesar 5,12% belum cukup untuk menutup kesenjangan output (output gap), yakni kesejanjangan antara potensi maksimum ekonomi dengan realisasi yang terjadi saat ini.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Cuti Bersama pada 18 Agustus 2025

Pranjul menegaskan, investasi korporasi akan memiliki dampak ganda, yakni memperluas kapasitas produksi, menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan menciptakan upah tinggi.

Ia juga menyoroti kecendrungan korporasi yang saat ini lebih banyak menabung daripada melakukan investasi.

"Ketika kita melihat investasi korporasi, kita menemukan bahwa investasi tersebut tidak terlalu tinggi. Perusahaan-perusahaan sedang menabung. Jadi ada banyak tabungan di luar sana, tetapi mereka tidak berinvestasi," katanya. 

Pranjul mendorong pemerintah untuk menemukan cara agar investasi korporasi kembali meningkat.

"Saya rasa ada peluang dalam jangka menengah, dan itu datang dari sisi perdagangan," pungkasnya.

Baca Juga: Mesin Ekonomi Indonesia Belum Ngebut, Output Gap Masih Mengaga

Selanjutnya: Industri Penjualan Langsung Bentuk Strategi Gaet Konsumen Perkotaan

Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Hari Ini di Jakarta Sekitarnya, Waspada Hujan Lebat Sore

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×