Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Syamsul Azhar
"Saat ini sudah Juni dan penambahan kasus Covid-19 masih terjadi meskipun trennya semakin menunjukkan penurunan. Tapi maknanya wabah belum berakhir. Dan dengan demikian sulit untuk mencapai skenario pertama Rp 850 triliun," kata Tina kepada KONTAN, Selasa (9/6).
Kabar baiknya, pandemi tidak membatalkan komitmen investasi. Tina bilang, yang terjadi hanya penjadwalan ulang. Sebab itu, PMA diramal bakal menjadi batu sandungan di akhir tahun. Terlebih, situasi ekonomi Singapura, China, dan Jepang menurun. Padahal ketiganya merupakan kontributor investasi terbanyak sejak 2016-2019.
"Prediksi penurunan foreign direct investment (FDI) juga disampaikan oleh World Economic Forum (WEF) yang menyebutkan estimasi penurunan FDI 30%-40% akibat Covid-19," tambahnya.
Di sisi lain, daftar investasi mangkrak saat ini sebesar Rp 708 triliun masih menjadi kendala BKPM di tahun ini. Sambil mengejar realisasi investasi mangkrak, BKPM akan mengarahkan sektor manufaktur, kesehatan, dan hilirisasi menjadi lokomotif investasi pasca pandemi.
Beban PDB
Ekonom Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan tren investasi di tahun ini akan mengonfirmasi kontraksi PDB akhir tahun. Menurutnya, pada kuartal I-2020 pertumbuhan investasi menjadi pertanda pada kuartal II-2020 kembali melambat.
SELANJUTNYA>>>