Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Amran menjelaskan, pasokan beras ke pasar tradisional mayoritas berasal dari penggilingan beras skala kecil dan menengah, sementara ritel modern disuplai oleh pabrik besar.
Saat ini, Indonesia memiliki sekitar 1.065 pabrik besar dengan kapasitas giling 30 juta ton gabah per tahun, 7.300 pabrik menengah berkapasitas 21 juta ton, dan 161.000 penggilingan kecil dengan kapasitas hingga 116 juta ton per tahun.
Dengan kapasitas nasional gabah hanya sekitar 65 juta ton, ia meyakini penggilingan kecil mampu memenuhi kebutuhan penggilingan beras dalam negeri.
Tonton: Marak Beras Oplosan, Ritel Modern Tarik Beras Premium dari Pasaran
Meski demikian, Amran mengingatkan adanya persaingan ketat antara penggilingan besar dan kecil. Ia menilai penggilingan kecil kerap terdesak karena pabrik besar berani membeli gabah dengan harga lebih tinggi, misalnya Rp 6.700–Rp 7.000 per kilogram, dibanding harga standar Rp 6.500 per kg.
“Pemerintah menginginkan, pemerintah nih, bagaimana yang kecil ini jangan tertindas, penggilingan kecil, supaya dia, ini ekonomi kerakyatan. Dan, ini disubsidi oleh pemerintah Rp 150 triliun tahun ini Rp 160 triliun subsidi pangan,” paparnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Beras Premium di Toko Ritel Langka, Mentan: Enggak Masalah"
Selanjutnya: BMKG Melaporkan 3 Gempa Susulan, Ini Pemicu Gempa Bekasi
Menarik Dibaca: BMKG Melaporkan 3 Gempa Susulan, Ini Pemicu Gempa Bekasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News