Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Dunia memproyeksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 5% pada tahun 2026 dan 5,2% di tahun 2027 mendatang.
Pertumbuhan ini lebih rendah dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 sebesar 5,4%.
Meski demikian, Dalam Laporan Bertajuk Fondasi Digital untuk Pertumbuhan oleh Bank Dunia edisi Desember 2025 menyebut, proyeksi pertumbuhan tersebut masih menandakan perekonomian Indonesia tetap tangguh di tengah berbagai risiko.
“Perekonomian Indonesia diperkirakan akan tetap tangguh dengan profil risiko yang berimbang,” mengutip laporan tersebut, Selasa (16/12/2025).
Adapun Bank Dunia melihat, perekonomian di 2026 dan 2027 akan didorong peningkatan investasi secara bertahap menopang kenaikan tersebut, dengan dukungan investasi negara melalui Danantara, pelonggaran kebijakan moneter untuk memacu kredit sektor swasta, dan Penanaman Modal Asing (PMA).
Baca Juga: Prabowo Targetkan 2.500 Dapur MBG Beroperasi di Papua pada 17 Agustus Tahun Depan
Selain itu, kondisi inflasi Indonesia yang rendah dan stimulus fiskal akan meningkatkan konsumsi swasta, tetapi kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan keseluruhan menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Penurunan pendapatan masyarakat, khususnya konsumen kelas menengah, melatarbelakangi kondisi tersebut,” tulis laporan tersebut.
Selain itu, inflasi ke depan juga diperkirakan tetap berada dalam kisaran target BI yakni 2,5% plus minus 1%, meskipun volatilitas harga pangan dan energi masih menjadi tantangan. Risiko sisi bawah (downside risk) mencakup penurunan lebih lanjut upah riil yang semakin menekan konsumsi, meningkatnya ketegangan perdagangan global, serta pembalikan kondisi keuangan eksternal.
Di dalam negeri, Bank Dunia melihat, realisasi pendapatan negara yang lebih rendah dari yang direncanakan pada periode tersebut, dapat menguji kepatuhan terhadap aturan fiskal dan membatasi belanja negara.
Di sisi lain, terdapat juga risiko sisi atas (upside risks) mencakup permintaan yang meningkat dari mitra dagang utama, serta percepatan implementasi reformasi deregulasi bisnis, perdagangan, dan investasi yang sedang berlangsung.
Selanjutnya: Sambil Menanti Arah BI Rate, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Rabu (17/12)
Menarik Dibaca: Instagram Sekarang Batasi Tiga Hashtag Per Postingan lo, Cek Infonya di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













