kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   24.000   1,27%
  • USD/IDR 16.329   33,00   0,20%
  • IDX 7.882   -61,95   -0,78%
  • KOMPAS100 1.108   -12,04   -1,07%
  • LQ45 827   0,11   0,01%
  • ISSI 266   -2,39   -0,89%
  • IDX30 428   -0,37   -0,09%
  • IDXHIDIV20 495   1,58   0,32%
  • IDX80 124   0,02   0,02%
  • IDXV30 131   0,40   0,30%
  • IDXQ30 138   0,21   0,15%

Beras Premium di Toko Ritel Langka, Ini Respons Mentan


Kamis, 21 Agustus 2025 / 06:07 WIB
Beras Premium di Toko Ritel Langka, Ini Respons Mentan
ILUSTRASI. Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman kembali merespons soal kelangkaan beras premium di toko ritel modern.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman kembali merespons soal kelangkaan beras premium di toko ritel modern. 

Kelangkaan itu dipengaruhi oleh pengusaha ritel yang memilih berhati-hati untuk menjual beras premium pasca merebaknya kasus beras oplosan. 

"Enggak masalah," ujar Amran usai menghadiri Panen Raya Jaksa Mandiri di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/8/2025). 

"Aku tanya, kalau orang benar takut enggak? Kalau salah takut enggak?," lanjutnya. 

Amran pun meminta produsen yang ingin menjual beras premium di ritel melakukan dengan cara yang benar. 

Yakni, tidak memberikan harga tinggi jika kualitas berasnya tidak sesuai. 

"Kalau mau jual premium, yang benar. Mereknya sesuai dengan isinya. Jangan isinya beras biasa harganya Rp 12.000, broken-nya 30-50 persen, tetapi harganya (dijual jadi) Rp 17.000 (labelnya) premium. Itu enggak benar," tuturnya. 

Ia pun mengungkapkan, ada beras premium yang ternyata oplosan karena mayoritas berisi beras patahan (broken rice). 

Baca Juga: Warga Kelas Menengah Teriak Gara-Gara Harga Beras Premium Melonjak

Berdasarkan hasil pemeriksaan, kadar broken rice pada beras yang dimaksud mencapai 59%. 

"Iya (mayoritas isinya broken rice) dan itu hasil pemeriksaan," ungkapnya. 

Namun, menurutnya, beras tersebut dijual dengan harga premium. 

Beras broken 

Sebagai informasi, beras broken atau beras pecah merupakan butiran beras yang patah atau pecah saat proses penggilingan. Meskipun patah, beras broken masih memiliki kualitas yang baik dan layak dikonsumsi. 

Akan tetapi, beras broken umumnya dijual dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan beras premium. 

Amran menyebutkan, beras oplosan dengan kadar broken 30, 40, hingga 59% seharusnya dijual seharga Rp 12.000 per kilogram. 

"Ini standarnya harusnya dijual Rp 12.000, karena brokennya 30-40, bahkan 59%. Harusnya Rp 12.000 kenapa dijual Rp 17.000? yang dijual adalah kemasannya," ungkapnya. 

Baca Juga: Harga Rata-Rata Beras Bulan Januari-Juni 2025, Premium Naik 1,93% di Juli 2025

Untungkan pedagang kecil 

Sebelumnya, Amran mengatakan, mencuatnya kasus beras oplosan memicu pergeseran perilaku konsumen yang kini memilih berbelanja di pasar tradisional karena harga lebih murah dan kualitasnya dianggap baik. 

Menurut dia, harga beras premium di pasar tradisional hanya sekitar Rp 13.000 per kilogram, jauh di bawah harga di ritel modern yang berkisar Rp 17.000–Rp 18.000 per kilogram (kg). 

"Ada pergeseran, konsumen lari ke tradisional. Dia lebih percaya tradisional, transparan, terbuka, murah,” ujar Amran saat konferensi pers di gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (13/8/2025). 

Jika beras premium di ritel modern sedang kosong, hal itu tidak menjadi masalah bagi sebagian pihak. 

Menurut Mentan, justru kondisi tersebut dianggap menguntungkan bagi pedagang kecil dan penggilingan beras skala kecil. Alhasil, penjualan pedagang dan penggilingan kecil meningkat sehingga mereka mendapatkan tambahan pendapatan. 

Pasokan beras 

Amran menjelaskan, pasokan beras ke pasar tradisional mayoritas berasal dari penggilingan beras skala kecil dan menengah, sementara ritel modern disuplai oleh pabrik besar. 

Saat ini, Indonesia memiliki sekitar 1.065 pabrik besar dengan kapasitas giling 30 juta ton gabah per tahun, 7.300 pabrik menengah berkapasitas 21 juta ton, dan 161.000 penggilingan kecil dengan kapasitas hingga 116 juta ton per tahun. 

Dengan kapasitas nasional gabah hanya sekitar 65 juta ton, ia meyakini penggilingan kecil mampu memenuhi kebutuhan penggilingan beras dalam negeri. 

Tonton: Marak Beras Oplosan, Ritel Modern Tarik Beras Premium dari Pasaran

Meski demikian, Amran mengingatkan adanya persaingan ketat antara penggilingan besar dan kecil. Ia menilai penggilingan kecil kerap terdesak karena pabrik besar berani membeli gabah dengan harga lebih tinggi, misalnya Rp 6.700–Rp 7.000 per kilogram, dibanding harga standar Rp 6.500 per kg. 

“Pemerintah menginginkan, pemerintah nih, bagaimana yang kecil ini jangan tertindas, penggilingan kecil, supaya dia, ini ekonomi kerakyatan. Dan, ini disubsidi oleh pemerintah Rp 150 triliun tahun ini Rp 160 triliun subsidi pangan,” paparnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Beras Premium di Toko Ritel Langka, Mentan: Enggak Masalah"

Selanjutnya: BMKG Melaporkan 3 Gempa Susulan, Ini Pemicu Gempa Bekasi

Menarik Dibaca: BMKG Melaporkan 3 Gempa Susulan, Ini Pemicu Gempa Bekasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×