Reporter: Irma Yani |
JAKARTA. Saat ini, pemerintah tengah mencari pinjaman luar negeri. Rencananya, pinjaman tersebut akan dialokasikan untuk menutupi defisit anggaran 2011.
“Nilainya mencapai US$ 6,3 miliar terdiri dari pinjaman proyek dan pinjaman program,” kata Deputi bidang pendanaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Wismana Adi Suryabrata, Jumat (21/1).
Pinjaman proyek 2011 mencapai US$ 4,2 miliar. “Akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek strategis pemerintah,” katanya.
Proyek yang menjadi prioritas adalah sektor energi dan kelistrikan. “Pinjaman senilai US$ 1,2 miliar akan dialokasikan untuk PLN melalui skema penerusan pinjaman,” terangnya.
Sedangkan alokasi untuk kementerian/lembaga (K/L), lanjutnya, nilainya mencapai US$ 2,8 miliar hingga US$ 2,9 miliar. Pinjaman yang dialokasikan bagi K/L itu digunakan sebagai pengungkit bagi investor asing agar lebih tertarik berinvestasi di Indonesia.
“Dalam non perusahaan, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memperoleh porsi yang paling besar, yakni US$ 1 miliar” katanya.
Menurut Wismana, pinjaman program pada tahun ini diperkirakan akan mencapai US$ 2,1 miliar. “Lembaga donor menjadi tujuan pemerintah mencari pinjaman berasal dari multilateral dan bilateral,” ungkapnya.
Beberapa lembaga donor di antaranya adalah Bank Dunia (World Bank), Bank Pembangunan Asia (Asia Development Bank/ADB), JAICA, dan Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/IDB). Namun, ia mengatakan, bahwa kementerian PPN tidak mengetahui secara persis perhitungan untuk pinjaman ke masing-masing lembaga donor.
“Kementerian Keuangan jadi leading institution akan mengkaji asal dana pinjaman dengan memperhatikan suku bunga pinjaman yang rendah, dan masa atau periode pengembalian yang lebih panjang jangka waktunya,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News