kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   6.000   0,40%
  • USD/IDR 15.850   25,00   0,16%
  • IDX 7.114   -85,89   -1,19%
  • KOMPAS100 1.086   -16,05   -1,46%
  • LQ45 857   -16,69   -1,91%
  • ISSI 217   -2,23   -1,02%
  • IDX30 439   -9,02   -2,02%
  • IDXHIDIV20 526   -12,72   -2,36%
  • IDX80 124   -1,94   -1,54%
  • IDXV30 127   -5,04   -3,83%
  • IDXQ30 145   -3,06   -2,06%

Trump Terpilih Jadi Presiden AS, Ini Ancaman Bagi Perekonomian Global


Minggu, 01 Desember 2024 / 06:05 WIB
Trump Terpilih Jadi Presiden AS, Ini Ancaman Bagi Perekonomian Global
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) membeberkan kondisi perekonomian global akan memanas imbas Donald Trump terpilih menjadi presiden AS di pemilu 2024. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) membeberkan kondisi perekonomian global akan memanas imbas Donald Trump terpilih menjadi presiden AS di pemilu 2024.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut, kebijakan Trump yang lebih mementingkan keuntungan negaranya, seperti tarif perdagangan yang  tinggi akan mempengaruhi rantai pasok global.

“Terpilihnya kembali Presiden Trump di Amerika Serikat. Dengan kebijakan America First, dapat membawa perubahan pesat pada lanskap geopolitik dan perekonomian dunia,” tutur Perry dalam agenda Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI), Jumat (29/11).

Baca Juga: Gubernur BI Sebut 5 Tantangan Ekonomi Global yang Patut Diwaspadai di Era Trump

Menurut BI, setidaknya ada lima tantangan perekonomian yang patut diwaspadai:

1. Slower & divergent growth

Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat, bahkan prospek ekonomi pada 2026 dan 2025 akan meredup, salah satunya Eropa dan China. Namun perekonomian Amerika Serikat dan China diperkirakan membaik, pun dengan Indonesia dan India yang juga diperkirakan membaik.

BI memproyeksikan ekonomi Indonesia akan mencapai 4,8% hingga 5,6% pada 2025, dan 4,9% hingga 5,7% pada 2026.

2. Reemergence of inflation pressure

Penurunan inflasi global akan melambat, bahkan berisiko naik pada 2026. Hal ini terjadi karena adanya gangguan rantai pasok global.

3. Ketidakpastian suku bunga The Fed

Perry memperkirakan arah kebijakan bunga The Fed diperkirakan akan menurun, menjadi lebih rendah, namun yield US treasury akan naik tinggi menjadi 4,7% pada tahun 2025 dan 5% di 2026.

Baca Juga: Kebijakan BI Pro Stabilitas Sekaligus Pertumbuhan di 2025

4. Penguatan mata uang dolar AS alias strong dollar

Perry menyampaikan, indeks dolar Amerika menguat dari 101 ke 107. Kondisi tersebut akan memukul stabilitas nilai tukar, sehingga menyebabkan depresiasi nilai tukar di seluruh dunia termasuk nilai tukar rupiah.

5.Anggapan investor asing lebih tertarik ke Amerika Serikat

Menurut Perry, persepsi tersebut akan menyebabkan modal asing kabnya keluar dari negara berkembang dan kembali ke AS lantaran tingginya suku bunga dan kuatnya dolar AS.

Selanjutnya: Prakiraan Cuaca Medan Sumatra Utara: Hujan Seharian (1 Desember 2024)

Menarik Dibaca: Daftar Buah yang Menaikkan Gula Darah Ada di Sini, Batasi Konsumsinya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×