Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai secara historis pergantian presiden Amerika Serikat (AS) siapapun yang terpilih tak memberi dampak signifikan ke aktifitas ekonomi Indonesia di bidang perdagangan dan investasi.
Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani mengatakan, bila dilihat dalam parameter pertumbuhan ekspor Indonesia ke AS dan pertumbuhan investasi AS di Indonesia selama ini juga tidak berubah signifikan antara era presiden Donald Trump dengan era presiden Joe Biden.
“Kami tidak memiliki ekspektasi besar bahwa pemilu AS ini akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan perdagangan atau investasi Indonesia-AS bila dibandingkan dengan yang sudah terjadi selama ini,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (4/11).
Baca Juga: Pasar Wait and See, Instrumen Investasi Apa yang Menarik?
Shinta mengungkapkan, terdapat perbedaan yang besar bila calon presiden AS yakni Donald Trump dan Kamala Harris terpilih jadi orang nomor satu di Negeri Paman Sam tersebut.
Di mana, kata Shinta, Trump memiliki pendekatan yang traksansioanl sementara Harris lebih diplomatis dan kolaboratif.
“Kami rasa akan ada dampak terhadap kelangsungan program kerjasama transisi energi yang dimiliki Indonesia dengan AS seperti dalam skema JETP atau skema IPEF bila Trump yang terpilih sebagai Presiden AS. Namun, selebihnya kami rasa akan relatif sama,” ungkapnya.
Shinta menuturkan, bila Trump menang, Indonesia mungkin bisa kembali mengupayakan perjanjian Limited Trade Deals (LTD) dengan AS agar produk ekspor unggulan Indonesia ke AS bisa memperoleh dana pinjaman perdagangan bila menggunakan bahan baku asal AS seperti produk garment.
“Tapi jangan lupa juga pada era Trump Indonesia juga terancam kehilangan fasilitas GSP AS karena kita memiliki surplus perdagangan yang besar dengan AS. Jadi LTD pun bisa jadi tidak memberikan benefit yang diharapkan oleh Indonesia karena Trump juga punya kepentingan mengurangi surplus perdagangan Indonesia terhadap AS,” tuturnya.
Sementara itu, lanjut Shinta, jika Harris menang, kemungkinan Indonesia berkesempatan untuk mengekspor komponen baterai kendaraan listrik (EV) dan menjadi bagian dari pasokan EV serta semikonduktor AS.
“Namun, perlu diperhatikan Harris kemungkinan akan semakin menekankan kepada Indonesia untuk mengadopsi standar tata kelola internasional yang baik seperti sustainable mining practices, good regulatory practices, labour practices, yang mungkin dijadikan prasyarat memperoleh kerjasama ekspor dan investasi yang lebih dalam di bidang transisi hijau,” terangnya.
Baca Juga: Desa Leluhur Kamala Harris di India Gelar Doa untuk Kemenangan di Pilpres AS
Selanjutnya: Cari Cuan, OpenAI Dikabarkan Memproses Peralihan Status dari Perusahaan Nirlaba
Menarik Dibaca: Harga Emas Pegadaian Hari Ini 5 November: Antam Tak Bergerak, UBS Naik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News