kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.779   21,00   0,13%
  • IDX 6.386   123,68   1,97%
  • KOMPAS100 919   23,06   2,58%
  • LQ45 720   13,51   1,91%
  • ISSI 200   6,40   3,30%
  • IDX30 377   4,75   1,28%
  • IDXHIDIV20 456   5,42   1,20%
  • IDX80 105   2,83   2,78%
  • IDXV30 111   4,32   4,06%
  • IDXQ30 123   1,12   0,92%

Trump Terapkan Tarif 32% ke Indonesia, Wamenlu: Jadi Momentum Penguatan Ekonomi ASEAN


Minggu, 13 April 2025 / 12:25 WIB
Trump Terapkan Tarif 32% ke Indonesia, Wamenlu: Jadi Momentum Penguatan Ekonomi ASEAN
ILUSTRASI. Wakil Menteri Luar Negeri, Arif Havas Oegroseno.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu), Arif Havas Oegroso merespon kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donal Trump terhadap Indonesia sebesar 32%. 

Menurut, Arif kebijakan tarif dari AS menjadi momentum bagi ASEAN untuk memperkuat kemandirian regional dalam bidang ekonomi.

“Ini adalah momentum yang sangat baik bagi ASEAN untuk menciptakan kemandirian regional yang strategis dalam bidang ekonomi,” ujar Havas melalui keterangan resmi, Jumat (11/4). 

Havas menyampaikan, bahwa kontribusi AS dalam perdagangan global berkisar di angka 14-15,5%. Artinya masih ada potensi 80% lebih aktivitas perdagangan global yang bisa dieksplore di luar AS.

Baca Juga: Melunak, Trump Bebaskan Tarif untuk Ponsel, Komputer dan Barang Elektronik dari China

Selain itu, Havas juga menyoroti nilai perdagangan global AS yang berada di kisaran 400 miliar dolar AS atau sekitar Rp6.811 triliun (kurs Rp17.027,72). 

"Menariknya, perdagangan antar-ASEAN pada 2024 itu mencapai US$ 759 miliar (Rp 12.924 triliun),” kata Havas.

Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa perdagangan antar-negara anggota ASEAN berjalan dengan sangat baik, bahkan melebihi kontribusi yang dimiliki oleh AS di tingkat global. Maka dari itu, Havas menilai penting bagi ASEAN memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat kemandirian regional. 

"Mungkin, kami perlu meninjau kembali atau setidaknya mengevaluasi perjanjian perdagangan bebas ASEAN,” ujarnya lagi.

Havas menyampaikan bahwa ASEAN harus belajar dari Uni Eropa ihwal bagaimana negara-negara barat tersebut meniadakan hambatan perdagangan antarnegara anggota. 

Meskipun pasar internal Uni Eropa jauh lebih maju dibandingkan ASEAN, kata dia, namun ada baiknya bagi ASEAN untuk memiliki mekanisme perdagangan yang serupa dengan Uni Eropa. Utamanya, mekanisme untuk mempermudah pergerakan orang, pergerakan barang, dan pergerakan jasa di dalam ASEAN. 

Baca Juga: Trump Soal Tarif Impor: Kalau Tak Suka, Jangan Berdagang dengan AS

"Ini (memperkuat independensi regional) sangat memungkinkan. Saya meyakini dalam ASEAN sendiri, kita harus melihat peluang-peluang itu dan menemukan jalan untuk memperdalam ini,” kata Havas.

Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025 mengumumkan kebijakan tarif resiprokal kepada sejumlah negara, termasuk Indonesia. Indonesia terkena tarif resiprokal 32%, sementara negara-negara ASEAN lainnya, Filipina 17%, Singapura 10%, Malaysia 24%, Kamboja 49%, Thailand 36%, dan Vietnam 46%. 

Akan tetapi, pada Rabu (9/4) sore waktu AS, Trump telah mengumumkan penundaan selama 90 hari atas tarif resiprokal ke berbagai negara mitra dagang, namun tetap menaikkan bea masuk kepada China sebesar 125%. Negara yang rencananya akan dikenakan tarif resiprokal lebih tinggi itu, hanya dikenakan tarif dasar sebesar 10%, yang mana untuk baja, aluminium, dan mobil akan sama

Selanjutnya: Agar Anak Jujur dan Bertanggung Jawab, Ini Cara Mendidik yang Tepat

Menarik Dibaca: Mau Tambah Modal Usaha? Ini Cara Ajukan KUR BRI 2025 dan Syarat Lengkapnya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×