Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah tokoh nasional resmi meluncurkan Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti), sebuah think tank independen yang bertujuan menjadi jembatan antara industri, pemerintah, dan masyarakat sipil dalam mendorong lahirnya kebijakan publik yang berbasis data, inklusif, dan berdampak nyata. Acara peluncuran digelar di Jakarta, Senin (30/6).
Anggota Board of Advisors Prasasti Burhanuddin Abdullah menekankan, pentingnya kehadiran lembaga kajian strategis di tengah dinamika global yang terus berubah.
Baca Juga: SiLPA Membengkak hingga Rp 300 Triliun,INDEF Sebut Lemahnya Penyerapan Belanja Negara
Ia mencatat bahwa Indonesia saat ini baru memiliki sekitar 37 think tank, jumlah yang masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara lain seperti Amerika Serikat, India, Tiongkok, hingga Vietnam.
“Bangsa yang unggul bukan hanya bereaksi terhadap tantangan, tetapi mampu menangkap peluang dengan ilmu, pengalaman, dan visi jangka panjang. Prasasti ingin menjadi bagian dari jejak intelektual yang membimbing arah kebijakan strategis Indonesia,” ujar Burhanuddin, yang juga pernah menjabat Gubernur Bank Indonesia dan mewakili Indonesia di IMF.
Nama Prasasti dipilih karena dianggap merepresentasikan penanda zaman seperti prasasti dalam sejarah yang mencerminkan nilai, arah, dan keputusan penting yang akan membentuk masa depan bangsa.
Dalam kesempatan yang sama, Hashim Djojohadikusumo juga anggota Board of Advisors Prasasti menyoroti besarnya potensi Indonesia, baik dari kekayaan alam, kualitas sumber daya manusia, hingga posisi geografis yang strategis.
Menurutnya, kehadiran Prasasti diharapkan dapat mendorong pemanfaatan potensi tersebut melalui kebijakan yang tepat sasaran dan berorientasi jangka panjang.
Baca Juga: Ekonom Bank Permata Prediksi Neraca Dagang RI Surplus US$ 2,29 miliar pada Mei 2025
Sementara itu, Executive Director Prasasti Nila Marita Indreswari menyatakan bahwa lembaganya tidak hanya akan fokus pada riset, tetapi juga membangun ruang dialog kebijakan lintas sektor.
“Kolaborasi antar sektor sangat penting untuk membangun pemahaman bersama terhadap tantangan dan peluang yang dihadapi. Dari sana, rekomendasi kebijakan bisa dirumuskan lebih tajam dan relevan,” ujarnya.
Peluncuran Prasasti turut didukung oleh sejumlah mitra strategis lintas sektor. Djarum Foundation dan PT Astra International Tbk berperan sebagai Keystone Partner, sementara Kadin Indonesia, Panbil Group, PT TBS Energi Utama Tbk, dan PT Triputra Agro Persada Tbk mendukung sebagai Lead Partner.
Adapun Sinarmas Group dan NEM menjadi Supporting Partner, serta PT Alamtri Resources Indonesia Tbk sebagai Participating Partner.
Baca Juga: Ekonom BCA Sebut Indonesia Punya Daya Tawar Kuat, Negosiasi Dagang AS Peluang Positif
Dengan semangat kolaboratif dan komitmen terhadap riset yang aplikatif, Prasasti menargetkan dapat memperkuat ekosistem kebijakan nasional yang berpihak pada pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan rakyat.
Selanjutnya: Harga Gas Alam Terkoreksi Seiring Proyeksi Cuaca yang Tidak Terlalu Ekstrem
Menarik Dibaca: Tren Alat Pembersih Multifungsi Meningkat, Tineco Jaring Pasar Global Wet & Dry
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News