kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.880.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.260   50,00   0,31%
  • IDX 6.928   30,28   0,44%
  • KOMPAS100 1.008   6,44   0,64%
  • LQ45 773   2,07   0,27%
  • ISSI 227   2,98   1,33%
  • IDX30 399   1,47   0,37%
  • IDXHIDIV20 462   0,59   0,13%
  • IDX80 113   0,62   0,55%
  • IDXV30 114   1,38   1,22%
  • IDXQ30 129   0,27   0,21%

Ekonom BCA Sebut Indonesia Punya Daya Tawar Kuat, Negosiasi Dagang AS Peluang Positif


Senin, 30 Juni 2025 / 21:05 WIB
Ekonom BCA Sebut Indonesia Punya Daya Tawar Kuat, Negosiasi Dagang AS Peluang Positif
ILUSTRASI. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersalaman dengan Secretary of Commerce Amerika Serikat, Howard Lutnick usai Negosiasi dan Diplomasi Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat, di Washington DC, AS, Jumat (18/4/2025). Indonesia negara yang pertama diterima negosiasi Tarif Impor, AS memberikan respons yang positif terhadap usulan-usulan Indonesia tersebut sehingga dalam 60 hari ke depan, dan akan menindaklanjuti pembahasan di tingkat teknis guna mencapai solusi yang konstruktif dan saling menguntungkan bagi kedua negara. (Humas Menko Perekonomian)


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai upaya Pemerintah Indonesia dalam hasil negosiasi dagang dengan Amerika Serikat (AS) akan membuahkan peluang positif. 

Ia menilai tren negosiasi yang telah berhasil dicapai negara-negara seperti India, Inggris, Taiwan, dan Jepang memberi sinyal positif bagi Indonesia.

“Kalau lihat beberapa negara yang sudah finalisasi atau hampir finalisasi negosiasi dagangnya dengan AS kelihatannya cukup positif. Dan sebenarnya mereka itu (AS) minta Indonesia impor lebih besar, dan Indonesia juga sudah menawarkan investasi ke AS,” ujar David kepada Kontan, Senin (30/6).

Menurut David, posisi tawar Indonesia cukup kuat mengingat statusnya sebagai negara ekonomi terbesar di kawasan ASEAN. Apalagi, Indonesia telah menyampaikan sejumlah tawaran strategis kepada AS, salah satunya adalah peluang investasi dalam proyek critical mineral dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV).

Baca Juga: Indonesia Tawarkan Proyek Mineral Kritis kepada AS sebagai Bagian Negosiasi Tarif

“Indonesia terbuka untuk investasi critical mineral dan EV ecosystem. Selama ini Tiongkok memang mendominasi investasi EV di Indonesia, dan tawaran kepada AS ini juga bisa menjadi langkah untuk menyeimbangkan dominasi tersebut,” ungkap David.

David menjelaskan bahwa keterlibatan AS dalam investasi EV akan membuka lebih banyak pilihan produk EV bagi masyarakat Indonesia dan memperbesar aliran investasi asing masuk ke dalam negeri. 

Dalam jangka panjang, hal ini juga bisa menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor kendaraan listrik untuk kawasan Asia dan sekitarnya.

“Kalau ini berhasil, Indonesia bisa jadi negara jangkar untuk ekspor EV ke negara-negara kawasan,” ujarnya.

Ia juga menambahkan dengan peluang yang besar tersebut, Kebijakan Tarif AS dari yang ditetapkan sekitar 32%-40% bisa ditekan lebih rendah, sehingga juga berdampak positif bagi ekonomi nasional.

Baca Juga: Ekonom AS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 8% Jika Pemerintah Lakukan Ini

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa Indonesia saat ini tengah menunggu tanggapan lebih lanjut terkait tawaran investasi di sektor mineral kritis (critical minerals) dan Ekosiste EV (Electric Vehicle). 

“Indonesia juga menawarkan Critical mineral ke AS untuk Bersama Danantara untuk melakukan investasi di dalam ekosistem Critical mineral, dan Indonesia sendiri juga sudah mengatakan kebutuhan energi dan agrikultur itu sebagian juga akan diambil dari AS,” ungkap Airlangga usai Konfrensi Pers, Senin (30/6).

Ia menyebut kesiapan Pemerintah yakni untuk membuka peluang investasi AS pada proyek brownfield yang sudah eksis di Indonesia.

Pemerintah juga memperluas tawaran menuju ekosistem kendaraan listrik (EV), terutama untuk mineral seperti nikel dan lainnya. Airlangga menyebut, tawaran tersebut dinilai cukup menarik oleh pihak AS, meskipun rincian proyeknya masih dalam tahap tertutup (non-disclosure).

Baca Juga: Airlangga: Indonesia-AS Lanjutkan Negosiasi Putaran Kedua Tarif Trump Pekan Depan

Selanjutnya: Ditargetkan Tuntas Oktober,Merger Adira Finance & Mandala Finance Kantongi Restu OJK

Menarik Dibaca: Indofood Sukses Makmur Menjaring Konsumen Camilan Anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×