kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tertekan harga batubara, realisasi PNBP minerba kuartal III baru 68,76% dari target


Jumat, 04 Oktober 2019 / 17:35 WIB
Tertekan harga batubara, realisasi PNBP minerba kuartal III baru 68,76% dari target
ILUSTRASI. Kapal tunda menarik tongkang bermuatan batubara


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor mineral dan batubara (minerba) di tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Buktinya, realisasi PNBP minerba per kuartal III-2019 yang masih jauh dari target.

Direktur Penerimaan Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Minieral (ESDM) Johnson Pakpahan mengungkapkan, hingga 30 September 2019, realisasi PNBP minerba baru mencapai Rp 29,74 triliun. Jumlah itu setara dengan 68,76% dari target PNBP tahun 2019 sebesar Rp 43,26 triliun.

Padahal jika dibandingkan tahun lalu, realisasi PNBP minerba per 13 September 2018 saja sudah menyentuh Rp 33,55 triliun atau mencapai 104,5% dari target tahunan kala itu dipatok Rp 32,1 triliun. Hingga penghujung tahun 2018, realisasi PNBP minerba mencapai Rp 50 triliun atau 156% dari target.

"Tentu penurunan (harga batubara) ini menurunkan PNBP. Tahun lalu, September target sudah tercapai. Sedangkan harga terus naik, jadi capaiannya makin bagus," kata Johnson saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (4/10).

Baca Juga: Penurunan harga batubara berpotensi menekan PNBP

Johnson menerangkan, berdasarkan jenis komoditasnya, batubara menjadi penyumbang PNBP dominan dengan porsi sekitar 80%. Alhasil, harga batubara yang direpresentasikan dalam Harga Batubara Acuan (HBA) yang terus bergerak turun sejak September 2018 lalu memberikan pengaruh signifikan.

Sementara itu, Johnson mengatakan target PNBP minerba tahun ini ditentukan dengan memperhitungkan sejumlah asumsi. Yakni HBA sebesar US$ 80 per ton, kurs rupiah senilai Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat, dan produksi batubara mencapai 530 juta ton.

Seperti diketahui, HBA merupakan harga acuan berdasarkan batubara kalor tinggi, yakni 6.322 kcal/kg. Sementara, komponen royalti dalam PNBP diambil dari Harga Patokan Batubara (HPB) yang diformulasikan berdasarkan HBA pada masing-masing kelas kalori batubara.

Adapun, HBA terakhir pada September 2019 sudah jauh di bawah asumsi, yakni sebesar US$ 65,79 per ton. "Jika kita perhatikan, rata-rata HBA sejak Januari-September sudah US$ 77 per ton, kurs juga sudah berubah," sambung Johnson.

Sedangkan dari sisi produksi batubara, Johnson mengklaim bahwa pihaknya tidak akan memaksa produksi emas hitam hingga 530 juta ton pada tahun ini.

Sebab, selain memperhatikan faktor konservasi, produksi batubara tergantung pada rencana bisnis masing-masing perusahaan, yang juga ikut dipengaruhi oleh kondisi pasar saat ini.

"Tidak lah (untuk menggenjot produksi batubara). Ditjen Minerba tetap memperhatikan seluruh aspek tambang agar terjaga keseimbangan antara penerimaan negara dan konservasi," terang Johnson.

Sehingga, Jonhson mengakui apabila tidak ada perubahan tren harga batubara, target PNBP tahun ini akan sulit untuk dicapai. Apalagi, pada tahun ini dua penyumbang terbesar PNBP dari komoditas mineral, yakni Freeport Indonesia dan Amman Mineral mengurangi tingkat produksi dan ekspornya.

Kendati begitu, Johnson menegaskan pihaknya tidak akan merevisi target PNBP pada tahun ini. "Tidak akan (merevisi target). Nanti kita sampaikan saja, ini karena faktor eksternal yang tidak bisa kita kendalikan. Nanti kita jelaskan melalui prognosa capaian," jelas Johnson.

Baca Juga: Proyeksi Harga Batubara Turun, Target Setoran PNBP Tetap digenjot

Johnson mengatakan, jika tidak ada perubahan pada komponen yang diasumsikan, maka realisasi PNBP sampai tutup tahun diprediksi hanya mencapai 90% dari target. "Prognosa sampai dengan akhir tahun kita sampaikan sekitar 90%," sambungnya.

Ketua Indonesia Mining Institute (IMI) Irwandy Arif juga memprediksi target PNBP minerba tahun ini akan sulit tercapai. Sebab, dengan mempertimbangkan kondisi pasar saat ini, Irwandy memprediksi pergerakan HBA di sisa tahun ini masih sulit untuk menanjak.

Bahkan, ia memproyeksikan harga batubara pada tahun ini ada dalam rentang US$ 60-US$ 80 per ton. "Bila tren penurunan ini berlanjut atau naik tidak signifikan, maka untuk mencapai target PNBP Minerba memang tetap akan sulit tercapai," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×