kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   25.000   1,49%
  • USD/IDR 16.450   35,00   0,21%
  • IDX 6.380   -139,26   -2,14%
  • KOMPAS100 926   -23,75   -2,50%
  • LQ45 725   -12,49   -1,69%
  • ISSI 196   -6,34   -3,13%
  • IDX30 379   -3,71   -0,97%
  • IDXHIDIV20 456   -5,75   -1,25%
  • IDX80 105   -2,26   -2,11%
  • IDXV30 108   -2,36   -2,13%
  • IDXQ30 124   -0,95   -0,75%

Tak Hanya PPN 12%, Banjir Produk Impor Bikin Risau Industri


Senin, 30 Desember 2024 / 18:30 WIB
Tak Hanya PPN 12%, Banjir Produk Impor Bikin Risau Industri
ILUSTRASI. Jubir Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan maraknya produk impor jadi kian menambah kekhawatiran pelaku industri di dalam negeri.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, dampak kenaikan PPN 12% umumnya masih bisa diterima oleh pelaku usaha industri manufaktur terlebih dengan adanya dukungan kebijakan insentif yang digelontorkan pemerintah. 

Meski demikian, Febri tak menampik bahwa kenaikan PPN tentunya berdampak pada industri. Selain kenaikan PPN 12%, industri masih dihadapkan pada kekhawatiran soal membanjirnya produk impor.

"Kami masih menerima laporan bahwa yang lebih ditakutkan oleh industri adalah kebijakan relaksasi impor dan pembatasan impor yang mengakibatkan pasar domestik banjir produk impor murah. Ini lebih ditakutkan oleh industri dibandingkan kenaikan PPN 12%," jelas Febri dalam Konferensi Pers IKI Desember 2024, Senin (30/12).

Baca Juga: Indeks Kepercayaan Industri di Desember 2024 Melambat

Febri menjelaskan, dalam menyikapi kenaikan PPN 12%, industri memiliki opsi untuk menurunkan utilisasi dan meningkatkan harga jual. Kenaikan PPN 12% pada 2025 diproyeksikan berdampak pada penurunan utlisasi sebesar 2% hingga 3%.

Sayangnya, maraknya produk impor murah diprediksi akan semakin menahan laju industri pada enam bulan pertama tahun depan. Tingkat utilisasi pun diperkirakan bisa turun hingga di atas 10% dan berdampak negatif pada industri.

Merujuk data Indeks Kepercayaan Industri (IKI), pada Desember 2024, optimisme pelaku usaha terhadap kondisi usahanya 6 bulan ke depan menurun dibandingkan dengan November 2024, yaitu sebesar 73,3%. Angka ini menurun 0,1% dibandingkan dengan persentase bulan sebelumnya.

Sebanyak 21,2% pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya stabil selama 6 bulan mendatang. Angka ini menurun 0,5% dibandingkan dengan persentase bulan sebelumnya.

Sementara itu, persentase pesimisme pandangan pelaku usaha terhadap kondisi usaha 6 bulan ke depan sebesar 5,5%, meningkat 0,6% dibandingkan dengan persentase bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×