kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.784   86,00   0,51%
  • IDX 6.262   294,05   4,93%
  • KOMPAS100 895   50,91   6,03%
  • LQ45 708   38,37   5,73%
  • ISSI 193   7,68   4,14%
  • IDX30 373   20,50   5,81%
  • IDXHIDIV20 452   20,29   4,70%
  • IDX80 101   5,75   6,01%
  • IDXV30 106   4,97   4,90%
  • IDXQ30 123   5,61   4,77%

Tak Hanya PPN 12%, Banjir Produk Impor Bikin Risau Industri


Senin, 30 Desember 2024 / 18:30 WIB
Tak Hanya PPN 12%, Banjir Produk Impor Bikin Risau Industri
ILUSTRASI. Jubir Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan maraknya produk impor jadi kian menambah kekhawatiran pelaku industri di dalam negeri.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, dampak kenaikan PPN 12% umumnya masih bisa diterima oleh pelaku usaha industri manufaktur terlebih dengan adanya dukungan kebijakan insentif yang digelontorkan pemerintah. 

Meski demikian, Febri tak menampik bahwa kenaikan PPN tentunya berdampak pada industri. Selain kenaikan PPN 12%, industri masih dihadapkan pada kekhawatiran soal membanjirnya produk impor.

"Kami masih menerima laporan bahwa yang lebih ditakutkan oleh industri adalah kebijakan relaksasi impor dan pembatasan impor yang mengakibatkan pasar domestik banjir produk impor murah. Ini lebih ditakutkan oleh industri dibandingkan kenaikan PPN 12%," jelas Febri dalam Konferensi Pers IKI Desember 2024, Senin (30/12).

Baca Juga: Indeks Kepercayaan Industri di Desember 2024 Melambat

Febri menjelaskan, dalam menyikapi kenaikan PPN 12%, industri memiliki opsi untuk menurunkan utilisasi dan meningkatkan harga jual. Kenaikan PPN 12% pada 2025 diproyeksikan berdampak pada penurunan utlisasi sebesar 2% hingga 3%.

Sayangnya, maraknya produk impor murah diprediksi akan semakin menahan laju industri pada enam bulan pertama tahun depan. Tingkat utilisasi pun diperkirakan bisa turun hingga di atas 10% dan berdampak negatif pada industri.

Merujuk data Indeks Kepercayaan Industri (IKI), pada Desember 2024, optimisme pelaku usaha terhadap kondisi usahanya 6 bulan ke depan menurun dibandingkan dengan November 2024, yaitu sebesar 73,3%. Angka ini menurun 0,1% dibandingkan dengan persentase bulan sebelumnya.

Sebanyak 21,2% pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya stabil selama 6 bulan mendatang. Angka ini menurun 0,5% dibandingkan dengan persentase bulan sebelumnya.

Sementara itu, persentase pesimisme pandangan pelaku usaha terhadap kondisi usaha 6 bulan ke depan sebesar 5,5%, meningkat 0,6% dibandingkan dengan persentase bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×