Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masyarakat menilai bantuan sosial dari pemerintah untuk penanggulangan dampak pandemi Covid-19 belum efektif. Sebanyak 49% warga menyatakan bantuan sosial tersebut belum mencapai sasaran. Sementara yang menilai sudah mencapai sasaran lebih sedikit, yakni 37% warga.
Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas, menyampaikan temuan itu dalam hasil survei “Wabah Covid-19: Efektivitas Bantuan Sosial” yang dirilis secara online pada Selasa (12/5).
Baca Juga: Hasil survei: Di tengah pandemi corona, 31% warga DKI tetap ingin mudik Lebaran
Survei opini publik nasional tersebut dilakukan melalui telepon pada 5-6 Mei 2020, melibatkan 1.235 responden dengan margin of error 2,9%.
Besaran dana yang dikucurkan pemerintah hanya akan berarti apabila bansos menjangkau masyarakat yang membutuhkan dalam kondisi ekonomi yang sangat memprihatinkan. “Ini mengkhawatirkan,” kata Abbas.
Menurut temuan penelitian ini, bantuan tersebut dianggap tidak tepat sasaran karena warga melihat ada warga lain yang berhak namun belum menerima bantuan (60%) dan bansos diberikan kepada yang tidak berhak (29%).
Warga yang layak menerima bansos adalah 34%. Mereka adalah yang berada di bawah garis kemiskinan (9,41%) hingga yang berada sedikit di atas garis kemiskinan sebanyak 24,97% merujuk data Susenas BPS 2019.
Baca Juga: Hasil Survei: Soal penanganan Covid-19, pemerintah pusat kalah cepat dari daerah
Sedangkan menurut temuan penelitian ini, baru 21% warga yang menyatakan sudah menerima. Berarti masih ada 13% yang belum menerima, atau sekitar 35 juta orang dari populasi nasional 2020 yang diproyeksikan mencapai 271 juta jiwa.
“Kalau kita bandingkan data tersebut, bisa disimpulkan masih ada 13% warga yang mendesak dibantu tapi belum menerima bantuan,” ujar Abbas.
SMRC menilai hal ini merupakan persoalan serius, karena mereka yang tak menerima bantuan bisa kelaparan, tak mampu berobat, tak mampu membayar kontrakan dan persoalan-persoalan mendesak lainnya.
Baca Juga: Hasil survei SMRC: Mayoritas warga Indonesia bilang Covid-19 mengancam penghasilan
Bantuan yang diberikan pun bisa tidak sepenuhnya diperoleh. Mayoritas warga (55%) yang sudah menerima bansos, menyatakan hanya menerima sembako saja. Mereka yang menyatakan menerima dana Program Keluarga Harapan (PKH) saja 16,6%; yang menyatakan menerima sembako dan PKH saja 11,8%; yang menyatakan menerima sembako dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) saja 10,3%; dan yang menyatakan BLT saja 5,2%.
Sebanyak 87% warga yang sudah mendapatkan bantuan pun menyatakan bahwa bantuan tersebut hanya cukup untuk dua minggu atau kurang.
Mayoritas warga (74%) juga belum tahu bagaimana mendaftar agar dapat bantuan. Terkait proses penyebaran bantuan, mayoritas warga (62%) berharap petugas datang ke warga yang berhak untuk mendaftarkan mereka.
Baca Juga: Jumlah terdampak Covid-19 yang mendaftar kartu prakerja baru 100.000 orang
Menurut Abbas, bantuan pemerintah ini sangat dibutuhkan mengingat mayoritas warga secara nasional menyatakan kondisi ekonomi rumah tangga mereka memburuk. Jauh lebih banyak yang menyatakan sekarang lebih buruk dibandingkan yang menyatakan lebih baik. Perbedaannya sangat signifikan: hampir tidak ada yang menyatakan sekarang lebih baik.
Mayoritas warga (79%) menilai kondisi ekonomi rumah tangga mereka memburuk dibandingkan sebelum adanya wabah Covid-19. Sementara yang menyatakan tidak ada perubahan hanya 19% dan yang menyatakan lebih baik jauh lebih sedikit lagi, yaitu 1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News