Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penyaluran bantuan sosial (bansos) untuk mengatasi dampak wabah corona saat ini memang berpotensi menimbulkan adanya tumpang tindih data.
Menurut Sri Mulyani, adanya tumpang tindih ini disebabkan karena data bansos saat ini belum termasuk dengan data yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah (pemda). Namun, ia merasa tumpag tindih tersebut masih lebih baik daripada masyarakat tidak dapat bantuan sama sekali.
Baca Juga: Sri Mulyani prediksi pertumbuhan konsumsi pada triwulan II 2020 bisa memburuk
"Apakah kemungkinan akan ada tumpang tindih? Kemungkinan ada, tapi itu mungkin lebih baik daripada tidak dapat," ujar Sri Mulyani di dalam agenda telekonferensi daring, Jumat (8/5).
Risiko terjadinya tumpang tindih data ini, memang menjadi sesuatu yang sering muncul dalam pembahasan oleh pemerintah. Oleh karena itu, Sri Mulyani mengatakan pihaknya akan terus membangun sistem jaminan sosial dengan lebih baik dan reliabel dari sisi pendataannya.
Sri Mulyani melanjutkan, meski belum termasuk dengan data dari pemda, tetapi penyaluran bansos oleh pemerintah pusat saat ini sudah mencakup sekitar 55% dari penduduk Indonesia.
Baca Juga: PNM sudah beri relaksasi pembiayaan kepada 35% nasabahnya yang terdampak corona