kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Survei Ipsos SEA Ahead: Kekhawatiran terhadap Inflasi Tinggi Mereda


Sabtu, 03 September 2022 / 16:45 WIB
Survei Ipsos SEA Ahead: Kekhawatiran terhadap Inflasi Tinggi Mereda
ILUSTRASI. Kunjungan ke Mal Terus Meningkat: Suasana di sebuah pusat perbelanjaan di Depok, Jawa Barat, Rabu (8/7). Hasil survei terbaru Ipsos SEA Ahead menyebut kekhawatiran terhadap inflasi tinggi kini mereda.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil survei Ipsos SEA Ahead gelombang keenam memotret kekhawatiran masyarakat terhadap pandemi mereda. Hasil survei menunjukkan 71% masyarakat Asia Tenggara menilai situasi Covid-19 di negara mereka sudah terkendali, dan optimistis pandemi telah menjadi endemi.

Di sisi lain, laporan yang sama menunjukkan sebanyak 22% responden menilai isu keuangan personal dan inflasi (21%) menjadi kekhawatiran terbesar masyarakat Asia Tenggara saat ini.

Hal ini selaras dengan hasil survei Ipsos Global Advisor - What Worries The World yang menunjukkan inflasi menjadi kekhawatiran terbesar masyarakat dunia saat ini dengan persentase 39%. Sedangkan Covid-19 berada di urutan kesembilan (16%).

Pada laporan SEA Ahead gelombang keenam ini, dampak infasi global tak terelakkan dan turut berimbas pada negara-negara Asia Tenggara. Mayoritas responden (96%) konsumen Asia Tenggara mengatakan kenaikan harga memiliki dampak signifikan pada kehidupan mereka.

Baca Juga: Harapan Pengusaha Terkait Wacana Kenaikan Harga BBM

Managing Directors Ipsos in Indonesia Soeprapto Tan menyampaikan, di Indonesia 46% konsumen mengatakan bahwa mereka sangat terpengaruh oleh kenaikan harga. Kategori produk yang dirasakan mayoritas konsumen Indonesia mengalami kenaikan harga signifikan, yaitu makanan (87%), gas (68%), dan minuman (52%).

Sedangkan pada pengeluaran kesenangan (sekunder) seperti perjalanan domestik maupun internasional, dan lainnya, konsumen mulai melakukan penghematan. Selain itu, sebanyak 40% konsumen masih ragu-ragu untuk melakukan pembelian dalam jumlah besar atau big ticket purchase.

"Kenaikan harga barang-barang rumah tangga akibat inflasi mulai mempengaruhi daya beli konsumen. Meskipun kita lihat optimisme masyarakat Indonesia terhadap ekonomi nasional positif. Namun mereka lebih kritis dan berhati-hati dalam berbelanja dan memilih produk," terang Soeprapto dalam rilis yang disiarkan Jum'at (2/9).

Adapun SEA Ahead merupakan rangkaian survei Ipsos untuk memahami perkembangan opini dan perilaku konsumsi masyarakat di Asia Tenggara selama pandemi. Survei ini merupakan gelombang keenam yang diadakan secara online dengan melibatkan total 3.000 responden untuk Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina selama Mei dan Juni 2022.

Sedangkan Ipsos Global Advisor - What Worries The World merupakan survei berskala global yang mencakup 28 negara di dunia, termasuk Indonesia. Survei ini melibatkan total 19.508 responden, selama Juli dan Agustus 2022.

Pada laporan Ipsos SEA Ahead gelombang keenam ini, diketahui rata-rata (54%) masyarakat Asia Tenggara mengaku optimis akan ekonomi nasional negaranya akan lebih kuat dalam enam bulan ke depan. Indonesia sendiri, optimisme masyarakat (77%) berada pada peringkat tertinggi dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya.

“Meskipun inflasi dan ekonomi global yang tak menentu, tetapi dari hasil kedua survei yang dilakukan Ipsos, baik SEA Ahead maupun Global Advisor, keduanya secara konsisten menunjukkan adanya sentimen positif masyarakat terhadap iklim ekonomi nasional saat ini dan ke depannya" jelas Soeprapto.

Survei ini juga memotret mayoritas konsumen masih memilih lebih banyak berbelanja online, meskipun diantaranya sudah berbelanja secara offline baik di supermarket, minimarket, maupun pasar konvensional seminggu sekali atau lebih. Khususnya konsumen Indonesia (59%) mengaku lebih sering berbelanja online saat ini dibandingkan dengan enam bulan lalu.

E-commerce, menjadi saluran belanja online paling banyak digunakan konsumen. Kategori produk yang banyak dibeli konsumen Indonesia secara online yaitu fashion dan pakaian olahraga (75%), top up saldo e-wallet maupun pembayaran tagihan (70%), serta makanan dan minuman (55%).

“Dengan sebagian besar Asia Tenggara bertransisi ke fase endemi Covid-19 dan mengatasi inflasi, semakin penting bagi para pemimpin untuk melatih ketahanan dan pandangan ke depan jangka panjang untuk beradaptasi terhadap perubahan yang cepat dan kompleks," tandas Soeprapto.

Baca Juga: Harga BBM Naik, Sri Mulyani: Ada Tambahan Bansos Rp 24,17 Triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×