kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Survei Insis:Capres favorit usia di bawah 55 tahun


Senin, 13 Januari 2014 / 06:30 WIB
Survei Insis:Capres favorit usia di bawah 55 tahun
ILUSTRASI. Film Mencuri Raden Saleh, salah satu film Indonesia terbaru yang akan tayang di bioskop pada tanggal 25 Agustus mendatang.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA.  Peneliti Institut Riset Indonesia (Insis), Mochtar W Oetomo mengatakan, rakyat semakin membutuhkan alternatif tokoh muda untuk  menjadi presiden pada pemilu 2014.

Dalam risetnya untuk presiden favorit di bawah usia 55 tahun, Mochtar, ungkapkan nama Priyo Budi Santoso, menjadi tokoh favorit di peringkat kedua setelah Jokowi.

"Joko Widodo (Jokowi) menjadi figur yang paling besar  popularitasnya. Namun, Priyo Budi Santoso menjadi tokoh muda terpopuler di bawahnya. Popularitasnya sebesar 78,59 persen di 2013," katanya dalam keteranganya di Jakarta, Minggu (12/1/2014)

Sementara itu, Hary Tanoesoedibyo melonjak pesat berada di posisi ketiga tokoh muda di bawah 55 tahun dengan tingkat popularitas sebesar 75,79 persen.

Di bawahnya HT secara berturut-turut adalah Hidayat Nur Wahid (64,95 persen), Muhaimin Iskandar (62,89) Puan Maharani (58,69 persen), Zulkifli Hasan (48,69 persen), Ahmad Yani ((42,33 persen).

"Sisanya, diisi oleh Anies Baswedan (42,24 persen), Gita Wirjawan (31,86 persen), Fery Mursyidan (23,92 persen), Ahmad Muzani (21,77 persen), dan MS Kaban (10,46 persen)," jelasnya.

Popularitas tokoh muda ini bisa menjadi modal penting dalam Pilpres 2014, sebab dalam survei ini terungkap mayoritas responden menilai pentingnya ada regenerasi kepemimpinan penting dan sangat penting mencapai 93,44 persen.

Sementara yang mengatakan tidak penting dan sangat tidak penting 2,71 persen dan menjawab tidak tahu hanya 3,82 persen.

Responden yang berpendapat perlu adanya pemimpin alternatif juga tinggi. Tercatat ada 71,02 persen responden manyatakan perlu dan sangat perlu.  

"Sementara yang menyatakan tidak perlu (10,74 persen), dan tidak tahu (18,22 persen)," jelasnya.
Dalam survei kali ini,  responden ditanyai apakah akan menggunakan hak pilihnya atau tidak pada Pilpres 2014.

Setelah itu, responden ditanyai tentang tingkat pengenalan sejumlah tokoh nasional. Tokoh nasional itu dibedakan dalam dua kategori. Usia di bawah 55 tahun dan di atas 55 tahun.

Hak pilih jika capres di Pilpres 2014 berusia di atas 55 tahun hanya 63,36 persen. Sementara itu, yang tidak menggunakan hak pilih (8,31 persen), dan tidak tahu/tidak jawab (28,31 persen).

Kondisi ini berbeda ketika diajukan pertanyaan ke responden jika yang maju di Pilpres 2014 adalah capres yang umurnya kurang dari 55 tahun.

"Ketika di bawah 55 tahun, responden yang akan menggunakan hak pilihnya melonjak menjadi 81,86 persen, tidak menggunakan hak pilih (4,2 persen) dan tidak menjawab (13,92 persen)," jelasnya.

Survei tersebut dilakukan 4 Desember 2013 sampai 8 Januari 2014 di 34 Provinsi di seluruh Indonesia. Menggunakan metodologi rambang berjenjang (multistage random sampling). Jumlah responden sebanyak 1.070 orang.

Margin of error ±3 persen. Level of Confidence 95 persen. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan pedoman kuesioner. (Arif Wicaksono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×