kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.875   0,00   0,00%
  • IDX 6.613   -20,90   -0,32%
  • KOMPAS100 952   -3,65   -0,38%
  • LQ45 742   -2,91   -0,39%
  • ISSI 210   0,12   0,06%
  • IDX30 386   -1,41   -0,36%
  • IDXHIDIV20 465   -1,90   -0,41%
  • IDX80 108   -0,27   -0,25%
  • IDXV30 113   -0,30   -0,26%
  • IDXQ30 127   -0,67   -0,52%

Sri Mulyani: Pergeseran Arus Modal Bisa Membuat Negara Berkembang Tertekan


Jumat, 25 April 2025 / 05:00 WIB
Sri Mulyani: Pergeseran Arus Modal Bisa Membuat Negara Berkembang Tertekan
ILUSTRASI. Sri Mulyani Indrawati mengingatkan potensi meningkatnya tekanan terhadap negara-negara berkembang akibat pergeseran arus modal global. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperingatkan terkait meningkatnya tekanan terhadap negara-negara berkembang akibat pergeseran arus modal global. 

Hal ini, menurutnya, terjadi sebagai dampak lanjutan dari meningkatnya ketidakpastian ekonomi global di awal tahun 2025.

Sri Mulyani mengatakan bahwa ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang dipicu oleh kebijakan tarif impor baru dari AS telah menciptakan efek domino terhadap pasar global. 

Baca Juga: Sri Mulyani: Perang Dagang Menimbulkan Dampak Negatif Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Kebijakan tersebut telah menimbulkan perang tarif dan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di AS dan China, tetapi juga secara global.

Situasi ini, kata Sri Mulyani, memicu peningkatan ketidakpastian di pasar keuangan serta menimbulkan keraguan dalam tata kelola perdagangan dan investasi antarnegara. 

Akibatnya, para pelaku usaha dan investor cenderung mengambil sikap risk aversion, menjauhi risiko dan beralih ke aset-aset yang dianggap aman.

"Kebijakan dan ketidakpastian tersebut telah mendorong perilaku risk aversion atau penghindaran risiko dari para pelaku usaha termasuk pemilih modal," Ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Kamis (24/4).

Pergeseran ini terlihat dari penurunan yield US Treasury dan pelemahan indeks dolar AS (DXY), di tengah meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga acuan The Fed (Fed Fund Rate).

Baca Juga: Sri Mulyani: Tarif AS Bisa Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia hingga 0,5%

Aliran modal dunia pun mulai mengalir keluar dari Amerika Serikat menuju aset keuangan yang dianggap aman di kawasan Eropa, Jepang, serta komoditas seperti emas.

Namun, di sisi lain, arus keluar modal dari negara-negara berkembang terus berlanjut. 

"Aliran keluar terjadi dari modal dari negara-negara berkembang yang berlanjut sehingga menimbulkan tekanan terhadap pelemahan mata uang di berbagai negara berkembang," pungkasnya.

Selanjutnya: Perpanjang SIM Tanpa Calo Di SIM Keliling Depok, Tangerang & Tangsel Hari Ini (25/4)

Menarik Dibaca: Cek dan Redeem Gift Code Ojol The Game 25 April 2025 dari Codexplore di Sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×