Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut optimisme pertumbuhan ekonomi di 2023 yang semakin baik dari tahun lalu bukan tanpa alasan. Optimisme tersebut didukung permintaan domestik yang semakin menggeliat dan juga permintaan ekspor yang meningkat.
“Kita 31 bulan berturut-turut mengalami surplus neraca perdagangan, current account kita juga surplus,” kata Dia dalam sambutannya pada CEO Banking Forum - Leadership Sharing: Menyambut Tahun Baru dengan Lebih Optimis, Senin (9/1).
Sri Mulyani mengatakan, ketika bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga tertinggi dalam sejarah yakni 425 basis poin (bps) dalam satu tahun di 2022, meski terjadi depresiasi, tekanan yang dialami Indonesia masih relatif moderat.
Baca Juga: Ekonomi Pulih, Setoran Pajak Moncer
Selain itu, yang menjadi modal perekonomian lebih baik lagi adalah kondisi dari sisi eksternal dan dari sisi sektor rill, serta permintaan masyarakat meningkat jauh dari awal pandemi Covid-19.
“Komoditas kita juga bagus, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita mengalami perbaikan sangat signifikan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan APBN di 2023 tetap didesain sebagai instrument yang harus mengelola dan menjaga masyarakat serta perekonomian.
Baca Juga: Sri Mulyani Optimistis Ekonomi Indonesia di Kuartal IV-2022 Tumbuh di Atas 5%
Meski optimis, sebelumnya Sri Mulyani mengatakan, pihaknya akan tetap waspada dan tidak terlena dengan optimisme tersebut. Kewaspadaan ini dilakukan dengan tetap memerhatikan dinamika perekonomian 2023.
Sebab tidak menutup kemungkinan akan muncul tantangan-tantangan lainnya, yang harus disikapi dengan kewaspadaan. “Optimisme dan Kewaspadaan campuran yang terbaik sikap kita memasuki 2023,” kata Dia beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News