kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia bisa minus hingga 2% di kuartal III 2020


Selasa, 25 Agustus 2020 / 12:52 WIB
Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia bisa minus hingga 2% di kuartal III 2020
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/6/2020). Dalam rapat tersebut Menkeu bersama anggota Komite Sistem Stabilitas Keuangan (KSSK) memaparkan kep


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2020 bisa mencapai titik rendah di minus 2% year on year (yoy) dan titik atas di 0% yoy. 

Menkeu menyampaikan proyeksi tersebut atas dasar pantauan aktivitas ekonomi pada Juli yang belum pulih dan menunjukkan downside risk karena pergeseran yang belum solid. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi domestik maupun global.

Baca Juga: Resmikan tol pertama di Aceh, Jokowi minta penyambungan ke sentra ekonomi

“Kunci utamanya konsumsi dan investasi. Kalau konsumsi dan investasi masih di negative zone meski pemerintah all out dari sisi belanja akan sangat sulit masih zona netral di 0% tahun  2020 ini,” kata Menkeu dalam Konferensi Pers Laporan APBN Periode Agustus, Selasa (25/8). 

Oleh karena itu, agar ekonomi di kuartal III-2020 tidak kontraksi, pemerintah berupaya menggenjot konsumsi dan investasi berada di zona netral, alias 0%.  

“Makanya bapak Presiden meminta beberapa Menteri melihat indikator investasi, karena kuartal II-2020 kontraksi cukup dalam. Kita berharap kuartal III dan kuartal IV bisa pulih paling tidak mendekati 0%, ini akan berarti sekali” ujar Menkeu.

Baca Juga: ​Jadwal pencairan BLT subsidi gaji Rp 600.000 peserta BPJS Ketenagakerjaan

Dari sisi konsumsi, Sri Mulyani mengatakan sangat optimistis kalau bantuan sosial (Bansos) dapat menstimulus ekonomi masyarakat miskin. Meski ada kendala data, paling tidak bansos sedang berjalan dan sebagian sudah diberikan kepada masyarakat.

Kendati begitu, Sri Mulyani menilai Bansos tidak bisa sendirian mendorong konsumsi rumah tangga. Namun juga diperlukan konsumsi yang lebih aktif dari masyarakat kelas menengah dan atas.

“Dari bansos saja tidak bisa mengungkinkan konsumsinya pada level 0%, bisa negatif kalau yang kelas menengah atas belum melakukan konsumsinya. Oleh karenanya consumer confidence sangat penting. Meski kita menaikkan hingga 55% yoy dan belanjakan Rp 170 triliun, kita akan tetap tidak bisa mengembalikan fungsi konsumsi,” kata Menkeu.

Baca Juga: Terbang ke Aceh, Jokowi akan resmikan tol pertama di Provinsi Aceh

Adapun sampai dengan akhir tahun 2020, Menkeu Sri Mulyani masih mematok target pertumbuhan ekonomi di rentang minus 1,1% sampai dengan positif 0,2% secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×