kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Soal perkembangan Unicorn, Sri Mulyani: Kita dianggap negara maju di Asean


Selasa, 19 Februari 2019 / 13:19 WIB
Soal perkembangan Unicorn, Sri Mulyani: Kita dianggap negara maju di Asean


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengembangkan perusahaan rintisan alias start-up bukanlah perkara mudah. Apalagi, meningkatkan valuasi perusahaan hingga mencapai predikat Unicorn alias start-up bervaluasi di atas US$ 1 miliar.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, Indonesia patut berbangga memiliki empat dari tujuh Unicorn di Asia Tenggara. Keempat unicorn asal Indonesia tersebut ialah Tokopedia, Gojek, Traveloka, dan Bukalapak.

"Start-up itu jumlahnya banyak sekali, namun tidak banyak yang survive. Kita sudah termasuk exceptional di Asia Tenggara, banyak negara yang menganggap kita maju," ujar Sri Mulyani, Senin (18/2).

Seperti yang diketahui, topik mengenai Unicorn ramai diperbincangkan sejak Debat Capres putaran kedua Joko Widodo dan Prabowo Subianto, Minggu (17/2). Hal ini terkait dengan visi-misi dan strategi yang bakal diusung capres untuk mendukung perkembangan start-up dan Unicorn Indonesia ke depan.

Sri Mulyani bilang, Kementerian Keuangan siap mendukung kebijakan presiden untuk memperbaiki ekosistem start-up dan melahirkan Unicorn baru di Indonesia.

Menurutnya, dukungan tersebut telah disampaikan dalam hal peningkatan sumber daya manusia, infrastruktur, dan pemihakan belanja negara untuk mengembangkan riset.

"Kalau kita makin meningkatkan kapasitas SDM dengan kurikulum yang bisa membuat mereka jadi pionir, inovatif, investasi di SDM akan menjadi prioritas. Bukan hanya soal anggaran (pendidikan) 20% (dari APBN), tapi juga bagaimana mengalokasikannya," kata Sri Mulyani.

Menurutnya, lahirnya start-up Unicorn di Indonesia tak lepas dari para penggagasnya yang terekspos oleh pendidikan tinggi. Lantas, alokasi anggaran untuk mendorong perguruan tinggi, serta institusi riset dan pengembangan menjadi penting.

Dari segi infrastruktur, Sri Mulyani mengatakan konektivitas juga merupakan salah satu kunci dalam pembangunan ekonomi digital yang merata. Hal ini agar Unicorn dan aktivitas ekonominya tak hanya berpusar di Pulau Jawa dan sekitarnya.

Oleh karena itu, pemerintah tengah menyelesaikan pembangunan satelit yakni Palapa Ring yang terbentang mulai dari Indonesia bagian barat hingga timur.

"Kami mendukung pembangunan dengan menggunakan skema KPBU (kerjasama antara pemerintah dan Badan Usaha) karena kalau pakai anggaran saja tidak akan cukup cepat. Kita jembatani dengan KPBU sehingga bisa mempercepat pengadaan satelit itu," ujarnya.

Adapun, Sri Mulyani juga akan mendukung ekosistem start-up dari sisi perpajakan. Ia menyadari, perusahaan rintisan memerlukan dukungan saat mulai memasuki tahap komersialisasi agar bisa bertahan dan berkembang.

"Kita bersama-sama dengan industri dan pelaku Unicorn akan terus berdiskusi, sebenarnya seperti apa kebutuhannya, fasilitas dan support-nya apa saja yang mereka butuhkan," tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×