Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) selangkah lagi kelar.
Usai menandatangani exchange letter antara perwakilan Indonesia, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan European Union Commissioner for Trade and Economic Security Maroš Šefovi, IEU CEPA ditargetkan dapat selesai pada September 2025 mendatang.
Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Haryo Limanseto mengatakan terdapat beberapa poin penting yang menjadi target Indonesia dalam penyelesaian kesepakatan ini.
"Kira-kira terkait akses pasar, jadi liberalisasi akses pasar. Jadi sekitar 80% cost tarif akan menjadi 0 Itu akan membuka peluang perdagangan dan investasi yang lebih luas lagi antara kedua belah pihak," ungkap Haryo kepada Kontan, Senin (14/7).
Baca Juga: IEU-CEPA Berpotensi Dongkrak Ekspor Mebel ke Eropa hingga 25%
Cost tarif yang dimaksud adalah penghapusan tarif masuk untuk sekitar 80% produk ekspor Indonesia ke pasar Eropa dalam 1–2 tahun setelah perjanjian resmi berlaku.
Haryo menambahkan, Eropa juga melirik kerja sama peningkatan kapasitas ekspor beberapa komoditas unggulan Indonesia, seperti sawit dan turunannya, produk tekstil dan garmen, alas kaki hingga produk perikanan.
"Kemudian, juga ada ekspor semacam jasa ya, tenaga profesional dari Indonesia ke Uni Eropa. Serta dukungan kerja sama produk ekspor Indonesia, untuk memenuhi kebijakan lingkungan pasar Uni Eropa," jelasnya.
Haryo menambahkan, potensi peningkatan kebutuhan ekspor-impor dari kedua belah pihak akan meningkatkan fasilitas investasi Uni Eropa ke Indonesia.
"Khususnya di sektor yang menyangkut hilirisasi. Kira-kira itu poin kesepakatannya," jelasnya.
Baca Juga: IEU-CEPA Disepakati, Apindo: Angin Segar bagi Sektor Padat Karya
Perundingan Tarif Trump Tetap Berjalan Seiring Fiksasi IEU CEPA
Adapun terkait potensi substitusi barang ekspor Indonesia dari AS ke UE akibat penetapan tarif Trump kepada Indonesia yang tidak kunjung turun, atau tetap 32%. Haryo bilang perundingan akan tetap berjalan seiring dengan finalisasi IEU CEPA.
"Kalau kita, (ekspor) AS terakhir sekitar 10% saja transaksi dagangnya, masih ada 80%-90%. Kalau Eropa ini kan pasar yang cukup besar, tapi kita buka semua kerja sama," kata dia.
Haryo menambahkan, Eropa adalah pasar yang potensial karena jumlah penduduk UE yang saat ini lebih dari 400 juta jiwa, menjadikan kawasan ini memegang 14% perekonomian dunia.
"Dengan nilai US$ 16,6 triliun, jadi kita mendorong ke sana (Eropa), proyeksinya dalam 3 tahun dari sekarang, ekspor kita bisa meningkat 57%," katanya.
"Tapi kita jawabannya, semuanya (AS dan UE) kita dorong penyelesaian dengan cepat, agar kita punya pangsa pasar yang baru," jelasnya.
Selanjutnya: Industri Elektronik Siapkan Strategi Hadapi Ancaman Barang Impor Imbas Tarif Trump
Menarik Dibaca: 7 Penyebab Kulit Wajah Kasar, Bukan Hanya Kulit Kering!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News