Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar dari pasar keuangan dalam negeri atau capital outflow sebesar Rp 16,24 triliun pada pekan terakhir Juli 2025. Sejumlah ekonom menilai ini terjadi karena investor tengah dilanda kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi di dalam negeri.
Berdasarkan data yang dihimpun BI dari transaksi pasar keuangan domestik periode 28 Juli - 31 Juli 2025, rinciannya aliran modal asing tercatat keluar atau nonresiden jual neto sebesar Rp 2,27 triliun dari pasar saham, Rp 1,37 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan Rp 12,60 triliun dari pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Baca Juga: Ini Penyebab Aliran Modal Asing Keluar dari RI Meski Risiko Investasi (CDS) Melandai
Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef), M Rizal Taufikurahman mengatakan, investor asing mulai menangkap sinyal dari kebijakan makro, kualitas pengelolaan ekonomi, serta respons otoritas terhadap dinamika pasar global. Salah satunya, tekanan inflasi domestik baik dari sisi harga pangan maupun jasa yang mulai mencuat.
“Meski BI bersikap hati-hati, investor khawatir kestabilan harga akan mengorbankan pertumbuhan,” katanya kepada Kontan, Senin (4/8/2025).
Apalagi, jika didukung data investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) dan ekspor yang terus melambat. Lebih lanjut, Rizal menilai persepsi risiko terhadap Indonesia juga terbebani. Terutama oleh sinyal perlambatan reformasi struktural pasca-Pilpres.
Baca Juga: Bank Indonesia: Aliran Modal Asing Keluar Rp 7,90 Triliun pada Pekan Kedua Juli 2025
“Ketidakpastian fiskal tahun 2026 juga menambah beban persepsi asing, di tengah wacana peningkatan belanja subsidi dan ketahanan pangan,” katanya.
Dilain pihak, Kepala Ekonom Bank BCA David Sumual memperkirakan investor asing juga menangkap sinyal data ekonomi domestik yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan. Misalnya penerimaan negara yang turut melambat.
Tak hanya itu, David memandang, investor asing mencermati pelemahan rupiah terhadap dolar AS sebesar 0,7% sepanjang tahun berjalan.
“Bahkan, saat indeks dolar AS sedang melemah (rupiah juga melemah),” imbuh David.
Selanjutnya: Berkshire Hathaway Jual Saham US$ 3 Miliar, Laba Turun Jelang Warren Buffett Lengser
Menarik Dibaca: Jika Asam Lambung Naik, Apa yang Harus Dilakukan?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News