Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah menargetkan implementasi Indonesia European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) entry into force atau mulai berlaku pada kuartal IV 2026 atau paling lambat pada kuartal I 2027.
Perundingan tersebut akan membawa dampak positif salah satunya terhadap kinerja impor Indonesia ke Uni Eropa.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menyampaikan, kinerja ekspor Indonesia akan didorong oleh kesepakatan dari perjanjian perdagangan, bahwa nantinya 100% ekspor Indonesia ke Uni Eropa akan diterapkan tarif perdagangan 0%.
“Jadi katakan 100% nilai ekspor Indonesia ke Uni Eropa itu akan mendapatkan preferensi,” tutur Djatmiko dalam agenda Diseminasi Hasil Perundingan IEU CEPA, Jumat (13/6).
Baca Juga: Pemerintah Sebut Implementasi IEU CEPA Bisa Tingkatkan Ekspor 5,4% Per Tahun
Meski demikian, Djatmiko mengungkapkan, pada awal implementasi IEU CEPA dimulai, tak serta merta 100% komoditas ekspor Indonesia ke Uni Eropa akan dikenakan tarif 0%. Prosesnya akan bertahap setiap tahunnya, hingga akhirnya akan berlaku 100% untuk seluruh komoditas.
“0% ada yang di hari pertama, ada yang nanti di tahun kedua, ada yang ketiga. Tapi in the end, insyaAllah semuanya akan dapat 0%. Meskipun ada juga yang tidak seluruhnya nol,” ungkapnya.
Adapun beberapa komoditas unggulan ekspor Indonesia ke Uni Eropa diantaranya, minyak kelapa sawit dan turunannya, bijih tembaga dan turunannya, asam lemak, alas kaki olahraga, bungkil, alas kaki dan karet/plastik, besi baja dalam gulungan, lemak coklat, kopra, dan alas kaki lainnya.
Selanjutnya, kopi, karet alam, mesin printer, asam monokarboksilat, koper, furniture, ferro alloy, bangku untuk kendaraan, taman dll, kertas dan karton, serta produk ikan.
Lebih lanjut, Djatmiko membeberkan, liberalisasi akses pasar barang dari Indonesia ke Eropa akan mencapai 98,61% dari total pos tarif, selain 100% dari total nilai impor Uni Eropa dari Indonesia bebas tarif.
Sedangkan barang dari Uni Eropa ke Indonesia akan bebas akses 97,75% dari total pos tarif, dan 98,14% dari total nilai impor Indonesia dari Uni Eropa bebas tarif.
Selain itu, dalam IEU CEPA itu disepakati bahwa Uni Eropa berkomitmen akses pasar optimal untuk produk prioritas Indonesia, mulai dari sawit, tekstil, alas kaki, dan perikanan. Sedangkan Indonesia berkomitmen peningkatan akses pasar produk pertanian dan manufaktur dari Uni Eropa.
“Sebagai mana kita tahu, mereka memang sangat kuat di sektor pertanian, memberi kepentingan, dan juga produk-produk manufaktur ex-EU,” jelasnya,
Kesepakatan lainnya, ekspor jasa tenaga profesional Indonesia ke Uni Eropa antara lain, penasihat hukum, arsitek, konsultan manajemen.
Adapun Djatmiko menambahkan, menargetkan pertumbuhan ekspor bisa meningkat 5,4% per tahun apabila implementasi IEU CEPA sudah berjalan.
Sementara itu, dalam kesempatan berbeda, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan kinerja ekspor bisa lebih meningkat, yakni 50% dalam tiga tahun pasca implementasi perjanjian tersebut dijalankan.
“Kalau saya bilang, minta naik itu tidak tinggi-tinggi, 50% dalam tiga tahun. 50% dalam tiga tahun itu sama dengan posisi Malaysia hari ini. Masa kita nggak bisa balap Malaysia,” kata Airlangga.
Maka dari itu, Airlangga berharap, para pengusaha khususnya di industri tekstil dan garmen untuk bersiap meningkatkan kinerja ekspornya, karena sudah dijanjikan akan dikenakan tarif ekspor 0% oleh Uni Eropa.
“Jadi tentu kita harus, walaupun ditulisnya setara dengan negara tetangga di ASEAN. Saya bilang dengan negara lain saya nggak peduli. Tapi dengan negara ASEAN harus level playing field,” tandasnya.
Baca Juga: Pemerintah Targetkan Implementasi IEU-CEPA Mulai Berlaku Paling Lambat Kuartal I-2027
Selanjutnya: Budi Gadai Indonesia Catat Transaksi Gadai Sebesar Rp 104 Miliar per Mei 2025
Menarik Dibaca: 5 Manfaat Vitamin C untuk Rambut, Cegah Uban hingga Rambut Rontok!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News