Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan data BPS, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret 2021 sebesar 0,08% (mom), level tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,10% (mtm).
Bulan April 2021 sendiri diprediksi inflasi bulanan masih akan meningkat. Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memproyeksikan Inflasi pada April 2021 diperkirakan sekitar 0,17% (mom) atau 1,46% (yoy).
Artinya keduanya lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan Maret 2021 sebesar 0,08% (mom) atau inflasi April 2020 sebesar 1,37% (yoy).
"Inflasi pada bulan April 2021 akan cenderung didorong oleh kenaikan dari sisi harga barang bergejolak, seperti daging ayam, daging sapi, serta telur. Kenaikan bahan makanan tersebut berkaitan dengan adanya peningkatan konsumsi masyarakat menjelang bulan puasa," kelas Josua kepada Kontan.co.id pada Minggu (2/5).
Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri proyeksi inflasi bulanan April 2021 meningkatkan ke level 0,16%
Di sisi lain inflasi pada bulan ini diperkirakan tertahan oleh laju inflasi inti, yang akan melambat menjadi 1,17% (yoy) dari sebelumnya sebesar 1,21% (yoy). Adapun perlambatan inflasi inti diakibatkan oleh penurunan harga mobil, sebagai dampak dari penurunan PPnBM yang diperluas untuk kendaraan hingga 2.500cc.
Meskipun demikian, Josua menerangkan laju bulanan inflasi sisi permintaan cenderung meningkat sejalan dengan potensi peningkatan konsumsi sejalan dengan penyaluran bansos, pembayaran THR dan stimulus lainnya yang diperkirakan mendongkrak permintaan pada bulan April.
"Sementara itu, untuk inflasi barang yang diatur pemerintah, diperkirakan cenderung meningkat terbatas mengingat adanya peningkatan mobilitas masyarakat di tengah larangan mudik lebaran," jelasnya.
Memasuki kuartal II 2021, secara umum, pemulihan konsumsi masyarakat terus berlanjut. Josua menerangkan, hal tersebut terindikasi dari tren peningkatan indeks kepercayaan konsumen, penjualan ritel, penjualan otomotif dan impor.
Beberapa faktor yang mendorong peningkatan konsumsi masyarakat yang utama adalah penanganan Covid-19 yang terus membaik sejalan dengan program vaksinasi sehingga mendorong mobilitas masyarakat yang meningkat. Tak hanya itu, kebijakan dan stimulus pemerintah seperti percepatan penyaluran bansos, pemberian THR dan gaji ke 14 juga menjadi indikasi adanya pemulihan konsumsi masyarakat
Baca Juga: Ekonomi Membaik, Tak Perlu Khawatir Ada Sell In May
"Selain itu, stimulus pemerintah dengan relaksasi PPN perumahan dan PPnBM kendaraan bermotor juga diperkirakan akan mendorong konsumsi masyarakat kelas menengah dan kelas atas," kata Josua.
Sehingga secara keseluruhan, laju konsumsi diperkirakan akan tumbuh positif pada kuartal II 2021.
Senada, Ekonom Bank Danamon, Wisnu Wardana juga memproyeksikan bahwa inflasi bulanan April 2021 masih akan meningkat ke level 0,16% (mom). Adapun inflasi April 2021 tahun ke tahun diprediksi juga meningkat hingga 1,45% (yoy). Kemudian inflasi inti diprediksi capai 1,28%.
Proyeksi tersebut berdasarkan survey terakhir Bank Indonesia, dimana sebagian besar harga pangan mengalami kenaikan sebesar 0,05 0,1% (mom), seperti daging ayam, daging sapi, cabai merah, jeruk, dan lainnya. Harga emas juga terlihat lebih tinggi dari bulan sebelumnya sementara indikator permintaan terus membaik, yaitu PMI, kepercayaan konsumen, indeks pengeluaran Mandiri.
Baca Juga: Keputusan The Fed Jadi Obat Kuat Rupiah
Namun demikian, harga beberapa komoditas mengalami penurunan sebesar 0,01% hingga 0,04% (mom) seperti bawang merah, beras dan telur.
"Oleh karena itu, inflasi umum diperkirakan akan meningkat sebesar 0,16% (mom) dibandingkan Inflasi Maret 2021 sebesar 0,08% yang didukung oleh inflasi inti yang lebih tinggi di 0,24% (mom) (vs -0,03% di Mar-21) serta makanan volatil," jelas Wisnu.
Bank Danamon menyebut, kenaikan inflasi akan terus berlanjut secara bertahap ke depan.
Selanjutnya: Inflasi bulanan April 2021 diproyeksi sekitar 0,16%, berikut faktor pemicunya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News