kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,33   6,87   0.75%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi bulanan April 2021 diproyeksi sekitar 0,16%, berikut faktor pemicunya


Minggu, 02 Mei 2021 / 07:05 WIB
Inflasi bulanan April 2021 diproyeksi sekitar 0,16%, berikut faktor pemicunya
ILUSTRASI. Ilustrasi inflasi: Pedagang bahan makanan berkativitas di lapak dagangannya di kawasan Petamburan, Jakarta. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri memproyeksikan inflasi bulanan pada April 2021 sekitar 0,16% month-on-month (mom), lebih tinggiĀ dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 0,08%.

Kemudian inflasi tahunan April 2021 diprediksi 1,45% year-on-year (yoy), naik dariĀ inflasi tahunan periode sama tahun 2020 yang sebesar 1,37% yoy.

"Kami memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) April 2021 akan naik menjadi 0,16% mom, menguat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,08% mom di tengah faktor musiman Ramadan yang meningkatkan permintaan makanan," jelas Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman pada akhir pekan ini.

Baca Juga: Proyeksi ADB: Ekonomi Indonesia tumbuh 4,5% tahun ini dan 5% di 2022

Selain itu, Inflasi tahun kalender (Januari - April 2021) diperkirakan sebesar 0,60% year-to-date (ytd), atau lebih rendah dari inflasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 0,83% ytd.

Kenaikan inflasi bulanan April 2021 dipicu adanya peningkatan permintaan sektor pangan di bulan Ramadan.

Faisal menyebut, selama Ramadan, harga sebagian besar komoditas pangan mengalami kenaikan secara musiman, terutama daging ayam, cabai merah, daging sapi, telur ayam, dan bawang putih pada tahun ini.

"Sementara itu, kami melihat inflasi inti terus melemah ke 1,16% yoy (vs 1,21% yoy di Mar-21). Permintaan masih lebih lemah daripada sebelum pandemi Covid-19 di tengah perluasan penegakan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan larangan mudik tahunan untuk menghindari lonjakan kasus harian Covid-19," imbuhnya.

Kemudian, keputusan pemerintah untuk memperluas insentif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) kendaraan bermotor mulai dari 1.501 cc menjadi 2.500 cc juga menurunkan inflasi inti.

Namun, risiko sebaliknya berasal dari kenaikan harga emas karena meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan.

Baca Juga: Menyusul Langkah BI, ADB Ikut Memangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2021

Maka, Bank Mandiri masih mempertahankan proyeksi inflasi umum tahun 2021 ini sebesar 2,92%. "Ini lebih tinggi dari realisasi tahun 2020 sebesar 1,68%, dan menyarankan inflasi untuk kembali ke target Bank Indonesia yang ada pada kisaran 3-1%," imbuhnya.

Inflasi indeks harga grosir yang sudah berada di atas indeks harga konsumen, serta dampak peningkatan jumlah uang beredar dari stimulus ekonomi Covid-19 yang dilakukan sejak tahun 2020 pada akhirnya akan menimbulkan tekanan inflasi.

"Dampaknya sebagian besar akan terjadi pada semester 2 2021, ketika mobilitas publik dan kegiatan bisnis diharapkan semakin terakselerasi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×