Reporter: Yudho Winarto | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya menanggapi penghinaan terhadap mantan Presiden BJ Habibie oleh mantan Menteri Penerangan Malaysia Tan Sri Zainudin Maidin.
Dalam kasus ini, SBY menegaskan, bisa mengganggu hubungan kedua Indonesia dengan Malaysia. "Sungguh-pun itu tidak mencerminkan sikap dan pandangan Malaysia, tetapi sikap perseorangan Malaysia itu mengganggu hubungan baik kita," kata SBY sesuai menyaksikan film Habibie dan Ainun, di Jakarta Senin (17/12).
Rencananya, SBY bakal membawa kasus ini dalam pertemuan konsultasi Tahunan ke-9 di Kuala Lumpur pada hari Selasa, (18/12). Untuk itu, SBY mengaku akan membicarakan hal tersebut dengan Perdana Menteri Malaysia Mohammad Najib Tun Razak.
"Saya akan angkat isu ini dengan Malaysia, sehingga ke depan kita saling menjaga perasaan, saling menghormati sehingga tidak mengganggu hal kemitraan dan persahabatan kedua negara," ujarnya.
Pada kesempatan ini, SBY menegaskan, negara dan pemerintah menghormati Habibie seperti halnya menghormati pemimpin-pemimpin masa lalu. Dengan kata lain, perihal yang memojokkan Habibie sebagai pemimpin Indonesia, merupakan sesuatu yang sebenarnya mesti dicegah untuk tidak terjadi.
"Saya menghargai upaya pemerintah Malaysia, saya ikuti sampai sore tadi yang masih meminta kepada Zainudin untuk meminta maaf," katanya.
Seperti diberitakan, di harian Utusan Malaysia, Senin (10/12/2012), yang juga diunggah di situs harian itu, Zainuddin menyebut Habibie sebagai "penggunting dalam lipatan" terhadap Soeharto, penyebab perpecahan Indonesia dengan munculnya 48 partai politik.
Zainudin menyebut Habibie sebagai pengkhianat bangsa, karena memenuhi desakan Barat menggelar jajak pendapat di Timor Timur. Ungkapan paling keras ditulis Zainudin dengan menyebut Habibie dan Anwar sebagai sesama "anjing imperialisme" (the dog of imperialism) lantaran bersedia menyerahkan negaranya ke lembaga Dana Moneter Internasional (IMF).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News