Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah mulai menunjukkan penguatan. Mengutip Reuters, Jumat (7/9), nilai tukar rupiah tercatat sebesar Rp 14.890 per dollar AS. Nilai ini menjauh dari level Rp 15.000 per dollar AS beberapa hari lalu.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, rupiah yang menguat ini akibat tambahan suplai di pasar. Para pengusaha yang mempunyai valas, kata Perry, menjual valasnya dan menambah suplai.
“Sehingga dua hari ini supply dan demand berlangsung dan ini penting untuk nilai tukar yang menguat,” kata Perry di komplek BI.
Ia melanjutkan, untuk memperkuat nilai tukar rupiah, BI juga selalu berada di pasar. “Tapi dengan suplai yang ada, mekanisme di pasar, maka rupiah semakin kuat. Suplai di pasar meningkat ini jadi penggerak kurs,” ucapnya.
Kondisi ini, menurut Perry, berbeda dengan Kamis pekan lalu di mana ada ketegangan di pasar global. Baik itu dari sentimen di Argentina dan Turki maupun perang dagang.
“Yang sebelumnya ada di Indonesia, reverse lagi ke luar sehingga Kamis pekan lalu sampai Senin pekan ini ada tekanan. Yang punya devisa juga menahan,” ujar Perry.
“Sekarang ini, yang butuh devisa tidak lagi menubruk dollar AS,” lanjutnya.
Oleh karena itu, BI mengapresiasi pelaku ekonomi yang menjual valasnya sehingga menambah suplai di pasar. Adapun, BI dan pemerintah masih akan terus melakukan langkah konkret untuk menurunkan defisit transaksi berjalan (CAD).
“B20 kan sudah implementasi. Menkeu juga sudah umumkan PPh impor yang baru. Dan tentu saja beberapa langkah terkait pariwisata juga sudah dilakukan. CAD saya yakini akan turun tidak hanya tahun ini tapi juga tahun depan dan oleh karena itu akan dukung stabilitas rupiah,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News