Reporter: Yudho Winarto |
JAKARTA. Pemerintah mengakui realisasi proyek listrik 10.000 megawatt tahap I sangat lambat. Sampai tahun 2012 ini, proyek ini baru berjalan 64%.
"Terus terang tidak semuanya sesuai sasaran, hingga 2012 ini baru akan tercapai 6.338 megawatt atau 64 %," papar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kantor Pusat Pertamina, Selasa (7/8).
Terpaksa proyek prestisius yang dicanangkan sejak tahun 2006 ini bakal dilanjutkan penyelesaiannya pada tahun 2013 dan 2014. SBY mengakui banyak pelajaran yang dapat diambil dari keterlambatan mega proyek ini.
Oleh sebab itu, SBY meminta pemerintah bersama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) segera memperbaiki kesalahan. Semisal waktu pelaksanaan tender yang dipercepat dan segera menentukan investor. "Meski berhati-hati, keputusan itu harus diambil secara cepat," katanya.
Ia menyarankan, proyek tahap II harus segera dijalankan tanpa menunggu proyek sebelumnya rampung dikerjakan.
Rencananya, dalam proyek tahap II, energi yang paling banyak dipergunakan adalah jenis terbaharukan. "Di Sumatra kami berharap ada 3.693 megawatt, Jawa-Bali 4.497 megawatt demikian juga Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua," tegasnya.
Sebagai informasi, proyek 10.000 megawatt yang akan selesai 2012 adalah PLTU Pelabuhan Ratu (Jawa Barat), Pacitan dan Paiton (Jawa Timur), Nagan Raya (Aceh), Tanjung Balai Karimun (Riau), Tarahan Baru (Lampung) dan Teluk Sirih (Sumatera Barat).
Selanjutnya ada PLTU Bangka, Belitung, Asam-Asam (Kalimantan Selatan), Bima (Nusa Tenggara Barat), Ende (Nusa Tenggara Timur/NTT), Kupang (NTT), Amurang (Sulawesi Utara), Kendari (Sulawesi Tenggara), Barru (Sulawesi Selatan), Tidore (Maluku Utara), Jayapura (Papua) dan Ambon (Maluku).
Proyek pembangunan pembangkit berdaya 10.000 MW yang dicanangkan pemerintah pada 2006 ditargetkan selesai seluruhnya pada 2010.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News