Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kekayaan negara Indonesia, Danantara, berencana mencairkan dana sebesar US$ 3 miliar sebagai tahap awal dari total fasilitas kredit senilai US$ 10 miliar.
Dana ini akan digunakan untuk membiayai berbagai proyek investasi, termasuk pembangunan pabrik kimia dan investasi bersama dengan dana kekayaan negara Qatar dan China, menurut sumber yang mengetahui langsung rencana tersebut.
Fasilitas kredit ini telah dijamin oleh lima bank asing dan digadang-gadang menjadi salah satu pinjaman sektor swasta terbesar di Asia Tenggara jika dicairkan sepenuhnya.
Baca Juga: Pengelolaan Danantara Harus Terbebas dari Kepentingan Politik
Ini juga menjadi bentuk pendanaan swasta pertama yang diterima Danantara sejak dibentuk pada Februari lalu, dengan mandat mengelola aset senilai lebih dari US$ 900 miliar.
Danantara, yang merupakan singkatan dari Daya Anagata Nusantara, dibentuk sebagai bagian dari visi ambisius Presiden Prabowo Subianto untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia menuju US$ 1,5 triliun, dengan target laju pertumbuhan 8% per tahun—lebih tinggi dari rata-rata saat ini di kisaran 5%.
Pihak Danantara belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari media.
Salah satu proyek utama yang akan didanai dari pencairan tahap awal adalah pabrik kimia milik PT Chandra Asri Pacific senilai sekitar US$ 800 juta. Pabrik tersebut akan memproduksi klor-alkali dan etilen diklorida, bahan baku penting untuk industri pengolahan air, sabun, alumina, dan nikel.
Baca Juga: Prabowo Optimistis Kekayaan Danantara Bakal Tembus US$ 1 Triliun
Pada Juni lalu, Danantara bersama Otoritas Investasi Indonesia (INA) mengumumkan potensi keterlibatan sebagai investor baru dalam proyek pabrik tersebut.
Sebelumnya, Danantara juga menandatangani kesepakatan dengan Otoritas Investasi Qatar dan China Investment Corporation untuk menjajaki peluang investasi bersama, meskipun belum dipastikan proyek mana dari kerja sama ini yang akan didanai dari pencairan awal.
Lima bank asing yang ditunjuk sebagai lead arranger untuk fasilitas kredit senilai US$ 10 miliar ini adalah DBS, HSBC, Natixis SA, Standard Chartered, dan United Overseas Bank. Mereka termasuk di antara 11 bank yang mengajukan proposal pembiayaan, menurut sumber tersebut.
DBS, HSBC, dan Natixis menolak memberikan komentar, sementara dua bank lainnya belum merespons permintaan tanggapan.
Fasilitas kredit ini dirancang tersedia selama tiga tahun ke depan. Sumber tersebut menyebutkan bahwa Danantara saat ini belum berencana menerbitkan obligasi.
Tingkat bunga kredit ini dikaitkan dengan imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia, dengan masing-masing bank berkomitmen memberikan pinjaman sebesar US$ 1 miliar tanpa jaminan ataupun garansi pemerintah.
Baca Juga: Danantara Bakal Dapat Guyuran Dividen Bank BUMN Rp 59,11 Triliun pada Akhir April
Sebagai perbandingan, pada Januari lalu Indonesia berhasil menerbitkan obligasi dolar AS bertenor lima tahun senilai US$ 900 juta dengan imbal hasil 5,30%.
Proposal dari beberapa bank asing lain sebelumnya juga dipertimbangkan, namun batal karena mereka mengajukan persyaratan berupa jaminan pemerintah yang tidak disetujui. Sebagai lead arranger, kelima bank terpilih nantinya akan menggandeng bank-bank lain untuk menyalurkan sisa dana dari total fasilitas.
Selanjutnya: Gift Code Ojol The Game 12 Juli 2025 Update Terkini dari Codexplore
Menarik Dibaca: Gift Code Ojol The Game 12 Juli 2025 Update Terkini dari Codexplore
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News