Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Calon Presiden Ganjar Pranowo mempromosikan program pembangunan dua juta rumah setiap tahun dan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan tingkat bunga yang terjangkau.
"Sepuluh juta rumah selama lima tahun, dengan target dua juta per tahun. Fokus utamanya adalah di perkotaan. Ganjar Pranowo memiliki inisiatif untuk membangun desa yang mandiri dalam sektor pangan dan energi, namun kebutuhan perumahan lebih dominan di perkotaan, jadi kita akan mengarahkan program ini ke sana," ujar Heru Dewanto, Sekretaris Eksekutif Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, di Vertu Hotel beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Tiga Pasangan Capres – Cawapres Serukan Pemilu 2024 yang Luber Jurdil
Dia menyatakan bahwa inisiatif ini tidak hanya berfokus pada konstruksi rumah baru, melainkan juga mencakup renovasi rumah-rumah yang belum memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Program ini juga mendasarkan pada filosofi bahwa rumah berperan sebagai fondasi untuk membangun keluarga yang sehat, dengan tujuan menciptakan individu yang unggul.
Ganjar Pranowo tidak hanya berfokus pada kuantitas rumah yang akan dibangun, tetapi juga pada kualitas rumah yang sehat. Ini berakar pada filosofi bahwa rumah menjadi landasan untuk membentuk keluarga yang sehat, yang pada gilirannya akan menghasilkan individu yang unggul.
Sebab, keunggulan Indonesia tidak dapat tercapai tanpa keunggulan individu di dalamnya.
Baca Juga: Pemilu 2024: Anies-Muhaimin No 1, Prabowo-Gibran No 2, dan Ganjar-Mahfud No 3
Rencananya, pendanaan untuk program ini tidak hanya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), melainkan juga akan ada tambahan sumber pendanaan dari luar APBN.
Selain itu, Ganjar juga mengkritisi besaran anggaran yang dialokasikan untuk sektor perumahan, yang menurutnya saat ini masih tergolong kecil.
"Jika kita setuju bahwa secara filosofis rumah merupakan syarat utama untuk menciptakan manusia yang unggul, maka diperlukan political will dan keberpihakan untuk secara fokus membangun perumahan bagi masyarakat. Oleh karena itu, pembahasan mengenai politik anggaran akan menjadi relevan di akhir nanti. Saat ini, alokasi anggaran untuk perumahan belum mencapai 1,5%, sekitar Rp 20 triliun," jelasnya.
Baca Juga: Tim Riset DBS: Transisi Politik Tak Akan Membahayakan Momentum Ekonomi 2024
"Tidak hanya dari APBN penuh untuk anggaran dua juta rumah? Tentu saja tidak, itu campuran. Jika tidak menggunakan campuran, tidak akan mencukupi," tambahnya.
Pihaknya sedang mengevaluasi kemungkinan peningkatan anggaran dalam sektor perumahan jika Ganjar-Mahfud terpilih sebagai presiden pada tahun 2024.
Selain itu, Ganjar juga merencanakan program penyediaan KPR dengan suku bunga rendah dan tenor yang panjang. Rincian terkait jangka waktu dan kriteria penerima manfaat, termasuk pekerja informal, masih dalam proses evaluasi.
Namun, di samping aspek keuangan, kita juga memerlukan ekosistem yang mendukung pembangunan dan pengembangan perumahan, khususnya bagi masyarakat kalangan bawah.
Baca Juga: Ekonom: Janji-Janji Populis Bacapres Perlu Pertimbangan Ruang Fiskal yang Ada
Pembiayaan dalam konteks ini menjadi hal penting, tidak hanya terbatas pada suku bunga rendah, tetapi juga memperhatikan tenor yang panjang. Dengan demikian, kebijakan ini perlu dirancang untuk berjalan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Jadi, suku bunga yang rendah dalam konteks ini harus berlangsung dalam jangka waktu yang mencukupi sehingga para pengembang memiliki kepastian usaha di wilayah tersebut.
Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud juga sedang mempertimbangkan usulan dari para pengembang yang berharap adanya pembentukan kementerian khusus yang fokus menangani sektor perumahan.
"Telah ada diskusi mengenai perlunya fokus pada perumahan dalam konteks perkotaan dan lingkungan hidup. Saat ini, masih dalam tahap kajian, dan mungkin nama kementerian yang diusulkan adalah Kementerian Perumahan, Perkotaan, dan Lingkungan Hidup. Namun, perlu dicatat bahwa ini masih dalam tahap pertimbangan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News