Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penerimaan dari Pajak Penghasilan (PPh) Badan hingga saat ini mencapai Rp 262,67 triliun, mengalami kontraksi sebesar 26,3% secara neto dan 18,3% secara bruto.
Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu menjelaskan bahwa realisasi setoran PPh Badan dipengaruhi oleh dinamika pembayaran angsuran dari sektor pertambangan, serta peningkatan hasil intensifikasi sebelum tahun pajak berjalan.
Baca Juga: Target Penerimaan Pajak 2024 Diperkirakan Tak Tercapai, Sektor Migas Jadi Penentu
"Kontraksi terjadi pada PPh Badan, tetapi jika dilihat secara month-on-month (MoM), dalam dua bulan terakhir angka masih menunjukkan pertumbuhan positif," kata Anggito dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Jumat (8/11).
Sementara itu, PPh Pasal 21 mencatat pertumbuhan positif baik secara neto maupun bruto sebesar 23,1%.
Anggito menyebut bahwa PPh Pasal 21 tumbuh konsisten dengan angka dua digit setiap bulannya, sehingga mampu mempertahankan pertumbuhan kumulatif di atas 20%.
"Ini mencerminkan stabilnya pemanfaatan tenaga kerja dan adanya kompensasi berupa gaji atau upah yang terjaga dengan baik," jelasnya.
Baca Juga: Sektor Industri Pengolahan Setor Pajak Rp 369,72 Triliun pada Oktober 2024
Penerimaan pajak lainnya juga menunjukkan kinerja positif. PPh Pasal 22 impor tumbuh secara neto sebesar 7,0% menjadi Rp 61,87 triliun. PPh Pasal 26 tercatat tumbuh 4,1% secara neto, mencapai Rp 73,81 triliun.
Selanjutnya, PPh Orang Pribadi (OP) menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 14,4% secara neto, mencapai Rp 12,68 triliun. Sementara itu, PPh final tercatat sebesar Rp 111,63 triliun, atau tumbuh 13,5% secara neto.
Selanjutnya: Kadin Indonesia Siapkan 7 Langkah Strategis Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi
Menarik Dibaca: Hujan dari Siang sampai Sore, Berikut Proyeksi Cuaca Besok (11/11) di Jakarta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News