kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.916.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.378   49,00   0,30%
  • IDX 7.859   -31,86   -0,40%
  • KOMPAS100 1.103   -7,60   -0,68%
  • LQ45 822   -6,76   -0,82%
  • ISSI 265   -0,92   -0,35%
  • IDX30 425   -3,33   -0,78%
  • IDXHIDIV20 494   -1,99   -0,40%
  • IDX80 124   -0,75   -0,60%
  • IDXV30 131   0,35   0,27%
  • IDXQ30 138   -0,83   -0,60%

Likuiditas Perekonomian Belum Menunjukkan Aktivitas Ekonomi yang Agresif


Jumat, 22 Agustus 2025 / 18:35 WIB
Likuiditas Perekonomian Belum Menunjukkan Aktivitas Ekonomi yang Agresif
ILUSTRASI. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mencapai Rp 9.569,7 triliun pada Juli 2025, atau tumbuh 6,5% year on year.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mencapai Rp 9.569,7 triliun pada Juli 2025, atau tumbuh 6,5% year on year (yoy), naik tipis dibandingkan pertumbuhan Juni 2025 sebesar 6,4% yoy. Namun secara nominal turun tipis dari Rp 9.595,3 triliun pada Juni 2025.

Global Market Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai, melihat perkembangan M2 tersebut menunjukkan aktivitas ekonomi Indonesia belum terlalu agresif. Ia menekankan bahwa perlambatan ini tidak hanya dipengaruhi faktor global, tetapi juga kondisi musiman dalam negeri.

“Kalau saya lihat, aktivitas ekonomi kita masih belum terlihat agresif karena ada faktor wait and see terhadap perkembangan global, terutama tarif perdagangan Amerika,” tutur  Myrdal kepada Kontan, Jumat (22/8/2025).

Baca Juga: Bank Indonesia: Uang Beredar Capai Rp 9.569,7 Triliun per Juli 2025

Menurutnya, kecenderungan tersebut masih terasa hingga bulan Juli 2025, tercermin dari aliran kredit yang melambat. Pertumbuhan tercatat melambat dari 7,6% yoy di Juni 2025, menjadi 6,6% yoy di Juli 2025.

Myrdal mengungkapkan, penyaluran kredit ke sektor riil baik untuk kebutuhan modal kerja dari tumbuh 4,2% yoy pada Juni 2025 menjadi tumbuh 2,7% yoy pada Juli 2025. Lalu untuk investasi dari tumbuh 12,2% yoy pada Juni 2025 menjadi tumbuh 11,8% pada Juli 2025. Serta kredit untuk konsumsi dari yang tumbuh 85% yoy  pada Juni 2025 menjadi tumbuh 7,8% pada Juli 2025. Hal itu lanjutnya, turut menekan pertumbuhan jumlah uang beredar.

Ia juga menyoroti perbedaan kondisi antara Juni dan Juli. Pada Juni, uang beredar sempat meningkat karena faktor musiman.

“Bulan Juni biasanya ada momen window dressing, penutupan laporan keuangan, juga liburan sekolah serta pencairan gaji ke-13 bagi aparatur pemerintah.Faktor-faktor itu membuat jumlah uang beredar Juni lebih tinggi dibandingkan Juli,” ungkapnya.

Sementara pada Juli, minimnya sentimen positif serta belum agresifnya belanja pemerintah untuk program prioritas pembangunan membuat pertumbuhan uang beredar kembali tertahan.

Baca Juga: Ekonom BCA: Kenaikan Uang Beredar Juni Belum Tunjukkan Pemulihan Ekonomi

Myrdal memperkirakan likuiditas perekonomian masih berpeluang tumbuh sekitar 7,2% (M2) hingga akhir tahun. Ia optimistis kuartal III dan IV 2025 bisa lebih dinamis seiring dorongan sentimen domestik, meskipun kondisi global dipandang belum terlalu mendukung.

“Ekspor kita masih cukup baik karena ada performa dari komoditas seperti batubara, mineral, dan juga dari sektor pertanian. Itu yang diharapkan bisa tetap menjadi penggerak ekonomi,” ujarnya.

Selanjutnya: IHSG Turun 0,40% Hari Ini (22/8), Saham AMMN, BMRI, EMTK Banyak Diburu Asing

Menarik Dibaca: Perayaan 50 Tahun, Polytron Hadirkan Fun Run hingga Konser Musik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×