Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menilai rencana masuknya lima perusahaan besar asal Amerika Serikat (AS) untuk membenamkan investasinya di tanah air merupakan buah dari kesepakatan yang diambil antara pemerintah.
Wijayanto menjelaskan, Indonesia merupakan pasar yang besar dengan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah ruah. Atas dasar itu, kata dia, kelima perusahaan besar tersebut bakal melirik potensi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di Indonesia.
“Bagi Microsoft, Apple dan korporasi AS lainnya, perkembangan terkait TKDN bisa saja menjadi daya tarik baru. Tetapi, itu semua sangat bergantung pada kepastian hukum dan iklim investasi di Indonesia,” ujarnya kepada KONTAN, Jumat (25/7).
Baca Juga: Total Investasi Indonesia Investment Authority (INA) Rp 65,4 Triliun hingga Mei 2025
Di samping itu, Wijayanto menuturkan bahwa kesepakatan dagang yang diambil AS-RI berpotensi melonggarkan investasi dari AS masuk ke Indonesia. Meski demikian, kata dia, pemerintah perlu memberikan kepastian hukum atas investasi yang hadir tersebut.
“Ya, (investasi) berpotensi makin mudah, tetapi isu terpenting adalah kepastian hukum. (Rencana itu bisa terealisasi?) Bisa saja, jika kita bisa mewujudkan kepastian hukum dan memperbaiki iklim investasi,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, lima perusahaan asal AS akan melakukan investasi di Indonesia, dengan total nilai investasi mencapai Rp 370,19 triliun (kurs: Rp 16.300).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, selain menjadi mitra dagang terbesar bagi Indonesia dengan pangsa ekspor 11,22%, AS juga masuk dalam 5 negara yang menanamkan modal terbesar di Indonesia.
Baca Juga: Ini 5 Perusahaan Raksasa AS yang Bakal Investasi ke RI, Nilainya Rp 370,19 Triliun
"Di tahun lalu sampai dengan US$ 3,7 miliar (Rp 60,31 triliun). Namun dengan di saat yang sama, Amerika Serikat juga commited untuk investasi di Indonesia," ujarnya di Jakarta, Kamis (24/7)
Airlangga melanjutkan, saat ini sudah ada lima perusahaan asal AS yang menyatakan minat untuk berinvestasi di Indonesia. Bahkan salah satunya bernilai ratusan miliar dolar AS.
Pertama, perusahaan minyak dan gas (migas) ExxonMobil telah menyatakan akan berinvestasi dengan membangun fasilitas carbon capture and storage (CSS) senilai US$ 10 miliar (Rp 163 triliun).
Kemudian perusahaan teknologi Oracle juga masih dalam pembicaraan untuk berinvestasi sekitar US$ 6 miliar (Rp 97,80 triliun) untuk membangun pusat data di Batam.
Baca Juga: Neraca Dagang AS – Indonesia Defisit Sejak 2020, jadi Faktor RI Kena Tarif 32%?
Perusahaan teknologi raksasa Microsoft turut berencana mengguyurkan investasi di Indonesia sebesar US$ 1,7 miliar (Rp 27,72 triliun) untuk pembangunan infrastruktur cloud dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Selanjutnya, perusahaan layanan komputasi awan Amazon Web Service (AWS) juga akan memperkuat pengembangan cloud dan AI dan cloud sebesar US$ 5 miliar (Rp 81,5 triliun).
Investasi lainnya akan datang dari General Electric Healthcare senilai Rp 178 miliar. Perusahaan teknologi medis asal AS ini akan menggandeng Kalbe Farma untuk membangun pabrik produksi CT Scan di Jawa Barat.
Selanjutnya: Daftar 10 Pemain Termahal di Super League 2025-2026, Ada Nama Jordi Amat
Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 25-27 Juli 2025, Beli 1 Gratis 1 Nugget Hato-Frestea 1 Liter
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News