Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) bersama Canada-ASEAN Business Council menggelar Pertemuan Meja Bundar ASEAN-Kanada, di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (5/9/2023).
Ketua ASEAN-BAC, Arsjad Rasjid, mengatakan tema yang diangkat dalam Pertemuan Meja Bundar ASEAN-Kanada adalah Strengthening ASEAN-Canada Opportunities for Sustainable Development yang bertujuan memperkuat kemitraan ASEAN-Kanada untuk pembangunan berkelanjutan.
"Pertemuan ini berfokus pada bagaimana cara ASEAN dan Kanada memperluas peluang pasar, mempromosikan kemitraan untuk energi bersih serta memfasilitasi arus perdagangan dan investasi melalui Kanada, untuk mempercepat peran ASEAN dalam pertumbuhan global berkelanjutan," kata Arsjad, dalam sambutan saat pembukaan Pertemuan Meja Bundar ASEAN-Kanada, seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (6/9).
Baca Juga: Pertemuan Meja Bundar Bisnis Borneo Jadikan IKN Nusantara Pusat Ekonomi Hijau ASEAN
Hadir hadir dalam pertemuan, Duta Besar Kanada untuk Jepang sekaligus Utusan Khusus untuk Indo-Pasifik Ian Mckay dan Presiden Dewan Bisnis Kanada-ASEAN (The Canada-ASEAN Business Council/CABC) Wayne Farmer.
Arsjad mengapresiasi perhatian Perdana Menteri (PM) Justin Trudeau kepada ASEAN, sebagai bagian dari mitra strategis Kanada di Indo-Pasifik. Namun, diperlukan rencana dan strategi yang lebih konkret untuk meningkatkan kerja sama di kawasan Asia Tenggara.
"Saat kami menjamu PM Kanada dalam perhelatan G20 di Bali, beliau menyampaikan Kanada mengambil langkah besar untuk berpartisipasi dalam pembangunan ASEAN berkelanjutan melalui pendirian Transisi Energi yang Adil Kemitraan (JETP) dengan Indonesia dan Vietnam," ungkap Arsjad.
Dikatakan, kemitraan strategis ini menghasilkan dukungan pendanaan yang besar dari Kanada untuk membantu Indonesia dan Vietnam di negara kita transisi dari batu bara ke sumber energi terbarukan.
Kerja Sama Perdagangan
Sementara itu, Presiden CABC Wayne Farmer menyatakan akan terus mendukung kerja sama perdagangan dan investasi yang terjalin antara Kanada dengan negara-negara ASEAN.
“CABC mewakili Kanada dan negara-negara ASEAN untuk menyetujui perjanjian Investasi Asing Langsung (FDA) serta mengevaluasi perjanjian dan strategi yang dijalankan, sebab Kanada adalah pemimpin di sektor pertanian, inovasi teknologi, dan energi terbarukan. Kerja sama ini bertujuan untuk mendukung negara-negara ASEAN mencapai pembangunan berkelanjutan dan transisi ke energi terbarukan,” kata Wayne.
Baca Juga: Pengusaha Merancang Aneka Proyek di ASEAN
Menurut Duta Besar Kanada untuk Jepang sekaligus Utusan Khusus untuk Indo-Pasifik Ian Mckay, dalam waktu dekat Kanada akan diumumkan sebagai mitra strategis ASEAN. Kanada telah meluncurkan 5 Pilar Indo-Pasifik, di antaranya menyangkut keamanan dan pengawasan militer, yang bekerja sama dengan Indonesia.
Di bidang perdagangan, melalui perdagangan bebas dan perjanjian kemitraan ekonomi, Kanada juga membangun pertukaran antar manusia, termasuk akademisi, peneliti, dan pakar.
“Kami meningkatkan pendanaan iklim melalui kehadiran aktif di lembaga pendanaan iklim di ASEAN. Di bidang diplomasi, kami terus mengembangkan kehadiran Kanada di ASEAN,” jelas Ian.
Bisnis Berkelanjutan
Arsjad menuturkan, Kanada diberkati dengaan energi alam yang melimpah, termasuk pembangkit listrik tenaga air, angin dan panas bumi. Kanada juga memiliki keahlian teknis dan teknologi utama yang diperlukan industri ASEAN untuk berkembang pesat.
Selain itu, dunia usaha di Kanada juga didorong oleh upaya yang kuat terhadap praktik bisnis berkelanjutan terbaik sebagai bagian dari strategi perusahaan mereka.
Baca Juga: Erick Thohir: Terdapat 3 Subtema yang Dibahas pada ASEAN Indo Pacific Forum
"Kami ingin belajar dari bisnis seperti Air Canada, Pacific Energi dan lainnya dalam diskusi ini tentang bagaimana kita dapat menggerakkan energi kita dunia usaha untuk melakukan hal yang sama," tutur Arsjad.
Dia mengaku optimistis, Pertemuan Meja Bundar ASEAN-Kanada akan membuka jalan baru perkembangan, proyek-proyek ambisius dan koperasi-koperasi yang sedang berkembang antara negara bagian dan bisnis ASEAN.
Untuk melengkapi perkembangan ini, Arsjad bilang kita memerlukan lebih banyak lagi untuk fokus pada bidang kolaborasi dan investasi yang potensial. ASEAN harus cepat berkembang seiring dengan perubahan ekonomi global melalui pembangunan keterhubungan dalam menghadapi pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Kami berharap dapat mengeksplorasi sektor-sektor potensial yang berkelanjutan, termasuk kolaborasi dan inovasi untuk mengurangi limbah perusahaan, dan pemberdayaan pemimpin perempuan di sektor energi," kata Arsjad.
Baca Juga: Arsjad Rasjid: Indonesia Bawa 8 Project Legacy untuk ASEAN
Dia menambahkan, Pertemuan meja Bundar ASEAN-Kanada juga diharapkan dapat mengurangi hambatan perdagangan memungkinkan perusahaan-perusahaan Kanada untuk memberikan dukungan dalam hal infrastruktur, teknologi, dan investasi untuk membantu negara-negara anggota ASEAN mencapai target nol emisi karbon.
"Kami menantikan para pembicara menyampaikan pendapat terbaiknya dari pengalaman dan praktik, untuk kami belajar mengembangkannya di negara masing-masing," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News