Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. The 3rd Annual ASEAN International Conference Energy and Environment (AICEE) kembali digelar untuk ketiga kalinya. Konferensi ini bertujuan untuk mendorong kolaborasi antara para akademisi, pembuat kebijakan, dan pakar industri untuk mengatasi tantangan energi dan lingkungan di kawasan ASEAN.
AICEE ke-3 diselenggarakan oleh ASEAN Center for Energy (ACE) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Dengan tema ''Accelerating a Just, Secure and Resilient Energy Transition in ASEAN through Innovation and Interconnectivity', AICEE tahun ini diselenggarakan bertepatan dengan ASEAN Energy Business Forum (AEBF) dan ASEAN Ministers on Energy Meeting ke-41 (AMEM-41)
Inti dari konferensi ini adalah ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) Tahap II: 2021-2025, yang merupakan sebuah cetak biru regional untuk kerja sama energi yang diimplementasikan oleh ACE.
Baca Juga: Ini Agenda ASEAN Centre for Energy untuk Mendukung Konektivitas Energi Asia Tenggara
Dengan lebih dari 150 abstrak yang masuk dan hampir 100 presentasi makalah, konferensi AICEE tahun ini menghadirkan serangkaian topik yang mencerminkan beragam sifat energi dan permasalahan lingkungan.
Topik-topik tersebut antara lain transisi energi dan teknologi baru yang sedang berkembang, interkoneksi keamanan dan aksesibilitas, keberlanjutan, rekayasa, dan infrastruktur, penetapan harga karbon dan investasi hijau, energi dan digitalisasi, serta topik lingkungan, kebijakan, dan sosial ekonomi.
"Tema konferensi tahun ini mencerminkan komitmen kami untuk membangun jalur energi yang berkelanjutan bagi ASEAN," terang Zulfikar Yurnaidi, Manager ACE dan Chairman AICEE ke-3 dalam siaran pers, Jumat (25/8).
Baca Juga: Ini Agenda ASEAN Centre for Energy untuk Mendukung Konektivitas Energi Asia Tenggara
Mitra akademis dan institusi penyelenggara AICEE memainkan peran penting dalam kesuksesan konferensi ini. Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS) dan Universiti Teknologi Malaysia (UTM) sebagai tuan rumah bersama, menyumbangkan keahlian dan sumber daya.
Sementara itu, Universiti Teknologi Nasional (UNITEN) Malaysia, ASEAN Climate Change and Energy Project (ACCEPT) II, Energy Research Institute (ERI), Chulalongkorn University, University of Hawai'i, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), serta dukungan dari National Energy Technology Center (ENTEC) Thailand, juga turut memberikan masukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News