kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Perlambatan Ekonomi Negara Mitra Dagang Akan Pengaruhi Ketahanan Eksternal RI


Selasa, 13 Juni 2023 / 13:07 WIB
Perlambatan Ekonomi Negara Mitra Dagang Akan Pengaruhi Ketahanan Eksternal RI
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani sekaligus Ketua Pansel DK OJK usai menyerahkan enam nama calon kepada Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta (30/5/2023).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah negara mitra dagang Indonesia masih berisiko mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024.  Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan, potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang akan berisiko pada ketahanan eksternal Indonesia. 

"Kondisi pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang akan sangat memengaruhi kinerja eksternal Indonesia. Ini harus diperhitungkan," terang Sri Mulyani di hadapan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Selasa (13/6). 

Bila melihat perkiraan berbagai lembaga internasional, negara Amerika Serikat (AS) diperkirakan tumbuh 1,1% YoY pada tahun depan.  Ini melambat dari perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2023 yang sebesar 1,6% YoY. 

Pun negara di kawasan Eropa diperkirakan tumbuh 1,4% dan negara Jepang diperkirakan tumbuh 1,0% YoY, atau melambat dari perkiraan pertumbuhan 2023 yang sebesar 1,3%. 

Baca Juga: Cukai Minuman Berpemanis, Kemenkeu Klaim Pertimbangkan Dampak ke Industri

Sri Mulyani bilang, pertumbuhan ekonomi negara maju akan tertahan oleh pengetatan kebijakan moneter agresif dan isu struktural. 

Kemudian, negara China yang menjadi negara mitra dagang utama Indonesia berpotensi tumbuh 4,5% pada tahun 2024. Proyeksi ini lebih lambat dari potensi pertumbuhan ekonomi China tahun 2023 yang mencapai 5,2% YoY akibat pembukaan kembali. 

"China dihadapkan pada tantangan geopolitik, tekanan sektor properti, dan isu struktural penuaan populasi," tambah Sri Mulyani. 

Dengan demikian, kinerja ekspor Indonesia juga akan terganggu. Terlebih, kondisi ini juga akan memengaruhi pergerakan harga komoditas yang menjadi andalan ekspor Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×