Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menganggarkan Rp 695,2 triliun untuk keseluruhan program PEN.
Namun, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang CSR dan Persaingan Usaha Suryani S Motik menilai, anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dikeluarkan pemerintah masih kecil dibandingkan dengan negara lainnya.
Program-program tersebut diantaranya, subsidi gaji, bantuan sosial, bantuan UMKM, insentif untuk dunia usaha dan lain-lainnya.
“Indonesia yang relatif kecil, orang bicara 10% (dari PDB), kita hanya 4% dan 4% ini termasuk paling kecil di Asia, Jepang, Malaysia, tinggi-tinggi. (Negara-negara itu) di atas 10% (dari PDB)," ujar Suryani dalam webinar, Rabu (4/11/2020).
Baca Juga: Ekonom Core prediksi di kuartal III ekonomi Indonesia masuk resesi
Dia memaparkan, pemerintah Jepang mengeluarkan stimulus sebesar US$ 2,18 triliun atau 40% dari PDB. Lalu, pemerintah Malaysia mengeluarkan anggaran US$ 68,2 miliar atau setara 20% dari PDB. Kemudian, Singapura menganggarkan US$ 66,6 miliar atau setara 19,2% dari PDB.
Selain masalah anggaran yang relatif kecil, lanjut Suryani, penyaluran anggaran PEN dari pemerintah juga lebih banyak dinikmati oleh BUMN ketimbang swasta.
Baca Juga: Bantuan Sosial Tunai Diperpanjang Hingga Juni 2021
“Dukungan untuk dunia usaha tidak berimbang antara UMKM dan BUMN juga, tidak seimbang UMKM walau kontribusi ke PDB dan lapangan kerja besar. Tapi stimulus yang diberikan relatif kecil, subsidi bunga kecil, yang diserap lebih kecil lagi,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan realisasi anggaran penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN) hingga pertengahan Oktober 2020 sebesar Rp 344,11 triliun. Angka tersebut setara dengan 49,5% dari pagu anggaran yang ditetapkan, yakni sebesar Rp 695,2 triliun.
Bendahara Negara itu pun menilai serapan anggaran PEN tersebut sudah mengalami percepatan dalam dua bulan terakhir.
Baca Juga: Penerapan subsidi langsung untuk listrik dan LPG terganjal pandemi corona
Beberapa hal yang menjadi faktor percepatan realisasi anggaran diantaranya diakibatkan oleh serapan anggaran untuk insentif usaha Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik, Dana Insentif Daerah (DID) Pemulihan dan Program Kartu Prakerja.
Selain itu, ada juga program baru yang langsung segera direalisasikan, seperti Bantuan Produktif UMKM dan Subsidi Gaji.
“Penyerapan program PEN akselerasinya luar biasa dalam dua bulan terakhir, jadi dalam hal ini suatu evolusi yang sangat positif dari respon seluruh Kementerian/Lembaga dan bahkan pemerintah daerah," ujar dia dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin (19/10/2020).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengusaha Sebut Anggaran Stimulus Indonesia Masih Kalah dengan Negara Lain"
Penulis : Akhdi Martin Pratama
Editor : Erlangga Djumena
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News