kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengusaha: Anggaran stimulus Indonesia terkecil di Asia


Kamis, 05 November 2020 / 09:11 WIB
Pengusaha: Anggaran stimulus Indonesia terkecil di Asia
ILUSTRASI. anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dikeluarkan pemerintah masih kecil dibandingkan dengan negara lainnya. ANTARA FOTO/Feny Selly/hp


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan realisasi anggaran penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN) hingga pertengahan Oktober 2020 sebesar Rp 344,11 triliun. Angka tersebut setara dengan 49,5% dari pagu anggaran yang ditetapkan, yakni sebesar Rp 695,2 triliun. 

Bendahara Negara itu pun menilai serapan anggaran PEN tersebut sudah mengalami percepatan dalam dua bulan terakhir.

Baca Juga: Penerapan subsidi langsung untuk listrik dan LPG terganjal pandemi corona

Beberapa hal yang menjadi faktor percepatan realisasi anggaran diantaranya diakibatkan oleh serapan anggaran untuk insentif usaha Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik, Dana Insentif Daerah (DID) Pemulihan dan Program Kartu Prakerja. 

Selain itu, ada juga program baru yang langsung segera direalisasikan, seperti Bantuan Produktif UMKM dan Subsidi Gaji. 

“Penyerapan program PEN akselerasinya luar biasa dalam dua bulan terakhir, jadi dalam hal ini suatu evolusi yang sangat positif dari respon seluruh Kementerian/Lembaga dan bahkan pemerintah daerah," ujar dia dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin (19/10/2020).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengusaha Sebut Anggaran Stimulus Indonesia Masih Kalah dengan Negara Lain"
Penulis : Akhdi Martin Pratama
Editor : Erlangga Djumena

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×