kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.375   30,00   0,18%
  • IDX 7.615   71,26   0,94%
  • KOMPAS100 1.060   12,24   1,17%
  • LQ45 803   8,71   1,10%
  • ISSI 254   2,19   0,87%
  • IDX30 416   4,77   1,16%
  • IDXHIDIV20 477   5,07   1,07%
  • IDX80 120   1,30   1,09%
  • IDXV30 123   1,76   1,45%
  • IDXQ30 132   1,14   0,87%

Penerbitan Kangaroo dan Dim Sum Bond Diprediksi Menarik Minat Investor


Senin, 28 Juli 2025 / 17:13 WIB
Penerbitan Kangaroo dan Dim Sum Bond Diprediksi Menarik Minat Investor
ILUSTRASI. Pemerintah berencana menerbitkan dua obligasi dalam mata uang asing, yakni Dimsum Bond dan Kangaroo Bond.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah berencana menerbitkan dua obligasi dalam mata uang asing, yakni dalam mata uang China, renminbi (RMB), yang dikenal sebagai Dim Sum Bond. Serta Kangaroo Bond, yakni obligasi yang diterbitkan di pasar Australia dalam dolar Australia (AUD).

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, penerbitan dua obligasi valas tersebut cukup menarik di tengah kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian.

Menurutnya, dari sisi Kangaroo Bond daya tariknya terletak pada diversifikasi basis investor serta stabilitas pasar keuangan Australia yang relatif kuat dibandingkan pasar lain di kawasan Asia Pasifik.

“Pasar obligasi Australia juga menunjukkan karakteristik pasar yang likuid, didukung oleh infrastruktur keuangan yang matang,” tutur Josua kepada Kontan, Senin (28/7/2025).

Baca Juga: Pemerintah akan Terbitkan Kangaroo Bond Agustus 2025, Dimsum Bond di Kuartal IV 2025

Di sisi lain, penerbitan Dim Sum Bond tetap relevan karena yuan semakin memantapkan posisinya sebagai salah satu mata uang cadangan global. Peningkatan permintaan akan aset yserta hubungan perdagangan yang erat antara Indonesia dan China juga dinilai akan menjadi faktor pendorong daya tarik instrumen ini.

“Terlebih, China terus berupaya meningkatkan internasionalisasi yuan melalui berbagai kebijakan fiskal dan moneter,” ungkapnya.

Meski demikian, Josua menilai, terdapat tantangan utama bagi penerbitan kedua instrumen tersebut. Diantaranya, volatilitas pasar keuangan global akibat tensi geopolitik yang tinggi, seperti perang dagang antara AS-Tiongkok serta gejolak yang masih berlangsung di pasar energi dan pangan global.

Selain itu, menurutnya, ketidakpastian tersebut dapat menyebabkan premi risiko meningkat, sehingga investor cenderung mencari aset yang lebih aman atau menuntut yield yang lebih tinggi.

Timing Penerbitan

Josua menilai, momen yang tepat bagi pemerintah untuk menerbitkan Kangaroo Bond dan Dim Sum Bond adalah ketika kondisi pasar keuangan global menunjukkan stabilisasi. Terutama ditandai dengan meredanya gejolak geopolitik dan mulai jelasnya arah kebijakan moneter dari bank sentral utama seperti The Fed, ECB, dan Bank Sentral China (PBoC).

Selain itu, indikator lain seperti turunnya volatilitas pasar obligasi internasional (tercermin dari indeks seperti MOVE dan VIX) dapat dijadikan acuan timing yang tepat.

Menurut Josua, penerbitan yang optimal juga bisa dilakukan ketika pasar merespons positif terhadap kebijakan fiskal domestik Indonesia yang saat ini tengah gencar melakukan reformasi struktural serta kebijakan countercyclical untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Misalnya, program swasembada pangan dan energi, serta proyek infrastruktur yang secara konsisten mendapat apresiasi dari investor asing.

Baca Juga: Penerbitan Dimsum Bond &Kangaroo Bond Jadi Langkah Atasi Risiko Volatilitas Mata Uang

Josua menambahkan penerbitan Kangaroo dan Dim Sum Bond akan lebih optimal jika pemerintah mampu memperlihatkan konsistensi dalam pengelolaan defisit fiskal yang sehat. Serta kebijakan debt management yang prudent, sebagaimana ditunjukkan oleh tingkat kepercayaan investor terhadap penerbitan obligasi internasional yang selama ini sudah dilakukan pemerintah.

Secara khusus, penerbitan Kangaroo Bond dapat lebih optimal dilakukan ketika suku bunga acuan Reserve Bank of Australia (RBA) menunjukkan kecenderungan stabil atau menurun, yang membuat yield obligasi Indonesia menjadi lebih menarik secara relatif terhadap obligasi domestik Australia.

Sementara itu, Dim Sum Bond dinilai akan lebih menarik diterbitkan ketika pasar global dan domestik China mengalami stabilisasi pasca tekanan dari perang dagang AS-Tiongkok, serta ketika Bank Sentral China (PBoC) mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif, menciptakan lingkungan yield yang kompetitif bagi investor internasional.

Dengan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut, Josua menyebut, pemerintah perlu melakukan analisis pasar secara cermat dan mengambil momen yang tepat guna mengoptimalkan hasil penerbitan kedua instrumen tersebut.

“Baik dalam hal yield yang kompetitif, diversifikasi investor, maupun peningkatan kredibilitas dan profil Indonesia di pasar obligasi internasional,” imbuh Josua. 

Baca Juga: Penerbitan Kangaroo dan Dimsum Bond Dinilai Menarik, Ini Faktor Pendorongnya

Selanjutnya: Daftar Baru Saham-Saham LQ45 Periode 1 Agustus-31 Oktober 2025

Menarik Dibaca: IHSG Ditutup Menguat 0,94%, Simak Saham Top Gainers dan Losers Hari Ini (28/7)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×