kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.675   65,00   0,39%
  • IDX 8.274   121,80   1,49%
  • KOMPAS100 1.150   20,83   1,85%
  • LQ45 828   21,81   2,70%
  • ISSI 292   3,80   1,32%
  • IDX30 433   11,22   2,66%
  • IDXHIDIV20 495   13,50   2,81%
  • IDX80 128   2,92   2,34%
  • IDXV30 137   2,82   2,10%
  • IDXQ30 138   3,59   2,67%

Luhut Ungkap Family Office Bakal Dibentuk Tahun 2025, Tapi Tunggu Keputusan Prabowo


Senin, 28 Juli 2025 / 15:10 WIB
Luhut Ungkap Family Office Bakal Dibentuk Tahun 2025, Tapi Tunggu Keputusan Prabowo
ILUSTRASI. Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan. Pemerintah terus mematangkan rencana pembentukan Family Office di Indonesia untuk menarik arus modal global.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA Pemerintah terus mematangkan rencana pembentukan Family Office di Indonesia sebagai bagian dari strategi menarik arus modal global dan memperkuat ekosistem investasi.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa proses pembentukan Family Office masih berjalan dan tengah dikebut.

"Ya saya kira masih berjalan. Kita lagi kejar terus," ujar Luhut kepada awak media di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (28/7).

Ia menambahkan bahwa keputusan akhir masih menunggu arahan dari Presiden Prabowo Subianto. Meski tidak memerinci secara detail, Luhut menargetkan Family Office bisa berdiri pada tahun ini.

"Kita harap bisa segera diputuskan presiden," katanya.

Baca Juga: Family Office Jadi Pilar Kesepakatan Apindo-MEDEF, Targetkan Investasi Berkelanjutan

Sebelumnya, Luhut mengungkapkan bahwa pembentukan Family Office sudah mendapat restu dari Prabowo sehingga bisa langsung di eksekusi.

Bahkan, Luhut berencana menemui Prabowo untuk mengajukan usulan agar Family Office bisa mulai dijalankan pada Februari 2025. Hanya saja, hingga saat ini rencana tersebut belum pernah terealisasi.

Luhut tidak ingin Indonesia kalah dengan negara tetangga seperti Malaysia yang sudah lebih dulu melakukan pembangunan Family Office.

Oleh karena itu, ia menyebut bahwa pemerintah Indonesia akan memberikan insentif yang lebih kompetitif jika dibandingkan dengan Malaysia.

"Mereka kasih insentif yang sangat kompetitif. Kita harus, kalau enggak, kita kalah," katanya.

Baca Juga: Hitungan Luhut: Tarif Resiprokal 19% Dorong PDB Naik 0,5%, Investasi Tumbuh 1,6%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×