kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.375   30,00   0,18%
  • IDX 7.615   71,26   0,94%
  • KOMPAS100 1.060   12,24   1,17%
  • LQ45 803   8,71   1,10%
  • ISSI 254   2,19   0,87%
  • IDX30 416   4,77   1,16%
  • IDXHIDIV20 477   5,07   1,07%
  • IDX80 120   1,30   1,09%
  • IDXV30 123   1,76   1,45%
  • IDXQ30 132   1,14   0,87%

Luhut Ungkap Family Office Bakal Dibentuk Tahun 2025, Tapi Tunggu Keputusan Prabowo


Senin, 28 Juli 2025 / 15:10 WIB
Luhut Ungkap Family Office Bakal Dibentuk Tahun 2025, Tapi Tunggu Keputusan Prabowo
ILUSTRASI. Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan. Pemerintah terus mematangkan rencana pembentukan Family Office di Indonesia untuk menarik arus modal global.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA Pemerintah terus mematangkan rencana pembentukan Family Office di Indonesia sebagai bagian dari strategi menarik arus modal global dan memperkuat ekosistem investasi.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa proses pembentukan Family Office masih berjalan dan tengah dikebut.

"Ya saya kira masih berjalan. Kita lagi kejar terus," ujar Luhut kepada awak media di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (28/7).

Ia menambahkan bahwa keputusan akhir masih menunggu arahan dari Presiden Prabowo Subianto. Meski tidak memerinci secara detail, Luhut menargetkan Family Office bisa berdiri pada tahun ini.

"Kita harap bisa segera diputuskan presiden," katanya.

Baca Juga: Family Office Jadi Pilar Kesepakatan Apindo-MEDEF, Targetkan Investasi Berkelanjutan

Sebelumnya, Luhut mengungkapkan bahwa pembentukan Family Office sudah mendapat restu dari Prabowo sehingga bisa langsung di eksekusi.

Bahkan, Luhut berencana menemui Prabowo untuk mengajukan usulan agar Family Office bisa mulai dijalankan pada Februari 2025. Hanya saja, hingga saat ini rencana tersebut belum pernah terealisasi.

Luhut tidak ingin Indonesia kalah dengan negara tetangga seperti Malaysia yang sudah lebih dulu melakukan pembangunan Family Office.

Oleh karena itu, ia menyebut bahwa pemerintah Indonesia akan memberikan insentif yang lebih kompetitif jika dibandingkan dengan Malaysia.

"Mereka kasih insentif yang sangat kompetitif. Kita harus, kalau enggak, kita kalah," katanya.

Baca Juga: Hitungan Luhut: Tarif Resiprokal 19% Dorong PDB Naik 0,5%, Investasi Tumbuh 1,6%

Selanjutnya: Bitcoin Diprediksi Tembus US$160.000 pada Kuartal IV, Mengikuti Pola Kenaikan Emas

Menarik Dibaca: Fashion & Gaya Hidup Bisa Berjalan Selaras dengan Nilai Keberlanjutan dengan Cara Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×