kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pemerintah turunkan asumsi makro RAPBN 2014


Rabu, 28 Agustus 2013 / 20:13 WIB
Pemerintah turunkan asumsi makro RAPBN 2014
ILUSTRASI. Daun salam efektif meredakan asam lambung tinggi.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Kondisi perekonomian bakal suram sampai tahun depan. Buktinya, pemerintah mengubah asumsi dasar ekonomi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014. Outlook yang diberikan lebih buruk dari rancangan yang diumumkan pemerintah Jumat lalu (16/8).

Pertumbuhan ekonomi misalnya, diprediksi berada di kisaran 5,8%-6,1% atau meleset jauh dibanding RAPBN 2014 yang diumumkan sebesar 6,4%. Inflasi sendiri diproyeksi 4,5%-5,5%, sebelumnya sebesar 4,5%. Untuk nilai tukar rupiah yang sebelumnya Rp 9.750 per dollar AS, turun menjadi 10.000-10.500 per dollar Amerika Serikat (AS).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, penetapan asusmi baru ini adalah akibat perkembangan situasi ekonomi terkini yang suram. Pemerintah sendiri bertekad menjaga pertumbuhan ekonomi di tahun 2014 akan dijaga di level 6%.

Untuk suku bunga SPN 3 bulan tetap di 5,5%. Harga minyak juga tetap di US$106 per barel. Lifting minyak tidak mengalami perubahan di posisi 870.000 barel per hari.

Kondisi ekonomi 2013 yang diperkirakan meleset dari asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2013 berdampak pada perlu dilakukannya penyesuaian asumsi dasar ekonomi makro RAPBN 2014.

"Kita mengusulkan jangan terlalu optimislah sekarang. Kita harus realistis," ujar Bambang di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Rabu (28/8).

Berbeda dengan pemerintah, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menjelaskan pertumbuhan ekonomi 2014 diperkirakan berada dalam kisaran 6,0%-6,4%. Meski demikian, ekonomi nasional dalam tren melambat yang dipengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia yang belum kuat dan menurunnya daya beli domestik.

Pada 2014, Agus memperkirakan nilai tukar rupiah akan stabil sejalan dengan prospek perbaikan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). BI memprediksi nilai tukar rupiah di tahun 2014 sebesar 10.500-10.700, lebih tinggi dari proyeksi pemerintah sendiri.

"BI akan menempuh berbagai kebijakan guna tercapainya stabilitas makro dan terjaganya sistem keuangan sebagai kesinambungan ke depan," papar Agus.

Adapun untuk tahun 2013 ini sendiri, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan sebesar 5,9% dan nilai tukar rupiah 10.200. Ini juga melesat jauh dari asums APBNP 2013 dengan pertumbuhan dipatok 6,3% dan rupiah Rp 9.600 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×