Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah menyiapkan belanja perpajakan Rp 563,6 triliun di 2026, meningkat 6,3% dari tahun 2025. Meski meningkat, kenaikan belanja perpajakan itu tak setinggi tahun-tahun sebelumnya.
Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita menilai perlambatan pertumbuhan belanja perpajakan pada 2026 mencerminkan strategi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang mencoba menyeimbangkan antara pemberian insentif fiskal dan dorongan peningkatan penerimaan pajak.
"Dalam hemat saya, pemerintahan Prabowo sedang mengambil jalan tengah, antara pemberian insentif pajak untuk membantu mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mendorong peningkatan penerimaan pajak. Karena pemerintahan menginginkan keduanya sekaligus," ujar Ronny kepada Kontan.co.id, Kamis (21/8/2025).
Menurutnya, ambisi Prabowo untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi sangat besar, bahkan hingga 8%.
Hal tersebut ditunjukkan melalui janji-janji deregulasi dan paket insentif yang digelontorkan untuk memperbaiki iklim investasi.
Baca Juga: Belanja Perpajakan Mulai Direm, Dunia Usaha Harus Siap-Siap
Namun, di sisi lain, obral insentif pajak yang berlebihan berpotensi menggerus basis penerimaan negara.
"Padahal pemerintahan Prabowo bertekad untuk menaikkan penerimaan pajak dan tax ratio untuk membiayai program-program ambisiusnya yang dianggap memiliki peran besar didalam mendorong pertumbuhan sampai ke angka 8%," katanya.
Ia juga menyinggung pernyataan Prabowo yang optimistis bisa menyeimbangkan anggaran negara, bahkan mencapai surplus dalam dua tahun mendatang.
Harapan tersebut antara lain bersandar pada potensi pemasukan dari Danantara sekitar US$ 50 miliar, meski peluangnya dinilai kecil, serta dari peningkatan penerimaan pajak.
Kendati begitu, Ronny menilai bahwa dua arah kebijakan strategis Prabowo agak kurang sinkron, sehingga memaksakan salah satu akan mengorbankan yang lain.
Artinya, kata dia, jalan terbaik adalah mengambil jalan tengah dengan tetap memberikan berbagai insentif fiskal dengan kenaikan yang moderat, tapi tetap mengaspirasikan agar pertumbuhan tinggi, penerimaan naik drastis, dan anggaran bisa diseimbangkan beberapa tahun mendatang.
Baca Juga: Ekonomi Diprediksi Membaik, Belanja Perpajakan Tahun 2026 Mulai Direm
Selanjutnya: Survei OJK: Ekspektasi Kinerja Perbankan Tetap Optimistis pada Triwulan III-2025
Menarik Dibaca: Daftar Menu untuk Diet Tanpa Nasi agar Berat Badan Turun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News