Reporter: Herlina KD | Editor: Dadan M. Ramdan
JAKARTA. Pemerintah semakin percaya diri untuk menerbitkan obligasi global berdenominasi yen Jepang alias samurai bond. Apalagi pekan lalu, lembaga pemeringkat utang asal Jepang yaitu Rating and Investment Information Inc (R&I) menaikkan peringkat utang Indonesia dari BB+ menjadi BBB- dengan outlook stabil.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan mengatakan, kenaikan peringkat utang pemerintah ini berdampak positif bagi rencana penerbitan samurai bond. "Harapannya, yield-nya bisa lebih rendah dari tahun lalu karena kenaikan rating ini," ujar Robert, akhir pekan lalu.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo memastikan, pemerintah memang akan menerbitkan samurai bond sebelum akhir tahun ini. Ia mengatakan, Pemerintah Indonesia sudah melakukan kunjungan ke Jepang sehubungan dengan rencana penerbitan samurai bond itu.
Dalam kunjungan tersebut, delegasi Indonesia bertemu dengan pihak lembaga rating, dan para calon investor di Jepang untuk memaparkan kondisi terkini Indonesia. "Nah, dengan rating yang meningkat ini membuat tingkat kepercayaan investor baik ritel maupun institusi di Jepang jadi lebih baik," ujar Agus.
Pemerintah sudah dua kali menerbitkan samurai bond. Pertama, pada 29 Juli 2009 silam senilai ¥ 35 miliar dengan yield sebesar 2,73%. Lalu, pemerintah kembali menerbitkan samurai bond pada 12 November 2010 sebesar ¥ 60 miliar dengan yield 1,6%.
Pekan lalu, R&I menaikkan rating utang Indonesia menjadi BBB-. Lembaga pemeringkat ini menyatakan, peringkat Indonesia naik lantaran negeri ini memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi di tengah penurunan ekonomi global, pengelolaan fiskal yang konservatif, utang pemerintah yang rendah dan sistem keuangan yang makin stabil.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan, kenaikan peringkat utang tidak akan berdampak besar. "Biasanya investor sudah memiliki harga wajar," ujarnya.
Lagipula, imbal hasil dari samurai bond biasanya lebih rendah dari global bond. Saat ini, global bond dengan tenor 10 tahun memiliki yield sekitar 2,9%. Nah, dengan tenor yang sama, Destry bilang, yield Samurai Bond akan lebih rendah.
Jika pada 2010 lalu, Indonesia mendapatkan yield samurai bond sekitar 1,6%, ia yakin, pada penerbitan kali ini, yield samurai bond bisa di bawah 1,5%. Apalagi, saat ini investor Jepang sudah banyak yang tertarik masuk ke pasar surat utang Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News