kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah khawatirkan keseimbangan APBN 2013


Selasa, 29 Januari 2013 / 16:44 WIB
Pemerintah khawatirkan keseimbangan APBN 2013
ILUSTRASI. Google Doodle ulang tahun ke-23


Reporter: Agus Triyono | Editor: Edy Can


JAKARTA. Menteri Keuangan Agus Martowardojo khawatir karena keseimbangan primer Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013 mulai terganggu akibat terkena dampak krisis ekonomi global. Bila tidak segera diatasi, dia mengatakan, daya saing Indonesia akan tergerus dan pertumbuhan ekonomi terganggu.

Agus mengaku sudah menyiapkan beberapa langkah. Pertama, menjaga kesehatan fiskal dengan meningkatkan kualitas belanja negara dan mengoptimalkan penerimaan negara. “Maka itu untuk tahun 2014 kami akan usulkan maksimum defisitnya supaya berada di kisaran 1%- 1,2%, agar upaya tersebut bisa dilakukan,” kata Agus, Selasa (29/1).

Neraca keseimbangan primer pada APBN 2012 kemarin mengalami defisit sampai dengan Rp 45,5 triliun. Kondisi tersebut jauh berbeda jika dibandingkan dengan neraca keseimbangan primer yang tahun 2011 kemarin yang malah mencatatkan surplus  Rp 8,9 triliun.

Agus menerangkan, defisit keseimbangan primer akibat menurunnya prosentase realisasi penerimaan negara dari yang tahun 2011 lalu mencapai 99% menjadi 96% pada tahun 2012 kemarin. Selain itu, masalah tersebut juga disebabkan oleh bengkaknya belanja subsidi BBM tahun 2012 kemarin.
 
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengaku akan mengoptimalkan penerimaan negara khususnya dari sektor perpajakan yang selama ini belum digali secara maksimal. Caranya, dengan memperluas basis pajak. “Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga akan kami maksimalkan, penerimaan sumber daya alam migas dan non migas, target lifting yang selama ini selalu turun harus ditingkatkan kembali,” lanjutnya.
 
Dari sisi belanja negara, Hatta akan fokus pada peningkatan kualitas belanja subsidi. Menurutnya, pemerintah akan mengendalikan tingkat penggunaan BBM bersubsidi dengan memakai sistem informasi teknologi mulai 2013. Hatta berharap, pembatasan ini bisa mengurangi beban subsidi BBM sebesar Rp 10 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×