kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.707.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Surplus US$7,9 Miliar pada Kuartal IV 2024


Kamis, 20 Februari 2025 / 11:00 WIB
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Surplus US$7,9 Miliar pada Kuartal IV 2024
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas di depan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Rabu.(1/5/2024). BI segera menambah insentif likuiditas makroprudensial untuk Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sebesar Rp81 triliun. Insentif ini diperuntukkan kepada bank yang menyalurkan kredit atau pembiayaan di sektor prioritas (hilirisasi minerba dan non minerba, perumahan, pariwisata, serta pembiayaan inklusif dan pembiayaan hijau. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/01/05/2024


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV 2024 meningkat dibandingkan kuartal III 2024.

Bank Indonesia (BI) mencatat, NPI pada kuartal IV 2024 mencatat surplus sebesar US$7,9 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus kuartal sebelumnya sebesar US$5,9 miliar.

“Kenaikan surplus NPI tersebut ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat serta defisit transaksi berjalan yang lebih rendah,” tutur Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan tertulis, Kamis (20/2).

Baca Juga: IHSG Rebound 0,23% Mengawali Perdagangan Kamis (20/2), Melawan Arah Bursa Regional

Denny menyampaikan, secara keseluruhan tahun 2024, perkembangan NPI menunjukkan ketahanan sektor eksternal yang tetap kuat, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlanjut.

NPI keseluruhan 2024 mencatat surplus sebesar US$7,2 miliar, meningkat dari tahun sebelumnya yang mencatat surplus sebesar US$6,3 miliar. Kenaikan surplus tersebut terutama didorong oleh kinerja transaksi modal dan finansial yang lebih baik.

Sementara itu, transaksi modal dan finansial tahun 2024 mencatat surplus sebesar US$16,4 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus sebesar US$9,9 miliar pada tahun 2023, ditopang oleh aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi portofolio, di tengah berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Juga: Paradoks Ekonomi Indonesia, Hilirisasi Dimanjakan tapi Industri Padat Karya Dilupakan

Selanjutnya, transaksi berjalan 2024 mencatat defisit sebesar US$8,9 miliar atau setara 0,6% dari produk domestik bruto (PDB), setelah mencatat defisit sebesar US$2,0 miliar atau 0,1% dari PDB pada 2023.

“Perkembangan ini dipengaruhi oleh penurunan surplus neraca perdagangan barang seiring dengan permintaan negara mitra dagang utama yang melemah di tengah permintaan domestik yang tetap kuat,” ungkapnya.

Lebih lanjut, posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2024 mencapai US$155,7 miliar, meningkat dari US$146,4 miliar  pada akhir Desember 2023.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Selanjutnya: Arahan Prabowo, Coretax Tetap Harus Jalan Meski Bermasalah

Menarik Dibaca: Kumpulan Twibbon HPSN 2025 Lengkap dengan Link dan Cara Pakai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×