Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV 2024 meningkat dibandingkan kuartal III 2024.
Bank Indonesia (BI) mencatat, NPI pada kuartal IV 2024 mencatat surplus sebesar US$7,9 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus kuartal sebelumnya sebesar US$5,9 miliar.
“Kenaikan surplus NPI tersebut ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat serta defisit transaksi berjalan yang lebih rendah,” tutur Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan tertulis, Kamis (20/2).
Baca Juga: IHSG Rebound 0,23% Mengawali Perdagangan Kamis (20/2), Melawan Arah Bursa Regional
Denny menyampaikan, secara keseluruhan tahun 2024, perkembangan NPI menunjukkan ketahanan sektor eksternal yang tetap kuat, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlanjut.
NPI keseluruhan 2024 mencatat surplus sebesar US$7,2 miliar, meningkat dari tahun sebelumnya yang mencatat surplus sebesar US$6,3 miliar. Kenaikan surplus tersebut terutama didorong oleh kinerja transaksi modal dan finansial yang lebih baik.
Sementara itu, transaksi modal dan finansial tahun 2024 mencatat surplus sebesar US$16,4 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus sebesar US$9,9 miliar pada tahun 2023, ditopang oleh aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi portofolio, di tengah berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca Juga: Paradoks Ekonomi Indonesia, Hilirisasi Dimanjakan tapi Industri Padat Karya Dilupakan
Selanjutnya, transaksi berjalan 2024 mencatat defisit sebesar US$8,9 miliar atau setara 0,6% dari produk domestik bruto (PDB), setelah mencatat defisit sebesar US$2,0 miliar atau 0,1% dari PDB pada 2023.
“Perkembangan ini dipengaruhi oleh penurunan surplus neraca perdagangan barang seiring dengan permintaan negara mitra dagang utama yang melemah di tengah permintaan domestik yang tetap kuat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2024 mencapai US$155,7 miliar, meningkat dari US$146,4 miliar pada akhir Desember 2023.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Selanjutnya: Arahan Prabowo, Coretax Tetap Harus Jalan Meski Bermasalah
Menarik Dibaca: Kumpulan Twibbon HPSN 2025 Lengkap dengan Link dan Cara Pakai
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News